Abstrak
Latar belakang. Infeksi dengue terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Bali adalah salah satu daerah endemis Dengue. Surveilan dengue masih menggunakan sistem manual dan belum terintegrasi. Oleh sebab itu, diperlukan model sistem informasi lingkungan terintegrasi untuk pengendalian dengue. Model sistem surveilan dan edukasi berbasis web dan mobile untuk meningkatkan peranan masyarakat dalam pengendalian dengue. Tujuan. Mengembangkan, mengujicobakan dan mengimplementasikan model sistem informasi lingkungan terintegrasi (SILIRA) untuk pengendalian dengue. Metode. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dengan empat tahap penelitian serta melakukan intervensi model SILIRA pada dua kelompok yakni kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tahap Pertama, studi kualitatif dengan 15 wawancara mendalam dan 3 FGD dan studi kuantitatif pembuatan model struktural dengan 515 responden. Tahap kedua, analisa sistem informasi dengan System Depelovment Life Cycle (SDLC) dengan mengembangkan sistem digital dalam pengendalian dengue. Tahap ketiga, uji coba protitipe serta evaluasi sistem. Tahap Keempat, yakni implementasi model SILIRA dengan metode kuasi eksperimental pada 100 responden kelompok intervensi dan 100 responden kelompok kontrol. Analisis data dengan PLS-SEM, analisis beda rerata dan pemetaan. Hasil: Sistem surveilan digital melaporkan dengan cepat dan terintegrasi. Aplikasi SILIRA dapat digunakan untuk surveilan kasus dengue, pendataan kepadatan jentik, jumantik mandiri, serta edukasi digital. Melalui intervensi aplikasi SILIRA ada perbedaan rerata skor antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol. Berdasarkan nilai N-Gain Score diketahui bahwa intervensi SILIRA efektif untuk meningkatkan variabel pengetahuan, persepsi terhadap terancam dengue, persepsi terhadap manfaat program, persepsi terhadap sistem informasi digital, sikap dalam pengendalian dengue dan angka bebas jentik. Kesimpulan: Model SILIRA efektif memperkuat sistem surveilan penyakit dengue sehingga mampu meningkatkan variabel pengetahuan, persepsi terhadap terancam dengue, persepsi terhadap manfaat program, persepsi terhadap sistem informasi digital, sikap dalam pengendalian dengue serta meningkatkan angka bebas jentik.