Abstrak
Perempuan pengungsi korban bencana rawan mengalami gangguan mental emosionalbaik disebabkan oleh pengalaman traumatik yang dialaminya maupun karena harushidup dalam segala keterbatasan di pengungsian. Pemenuhan kebutuhan akan pangan,air bersih, kamar mandi dan jamban, tempat penampungan, dan bilik asmaradiperkirakan memiliki hubungan yang bermakna dengan gangguan mental emosionalpada perempuan pengungsi di kabupaten Karo. Penelitian dengan desain studideskriptif cross sectional dilakukan dengan mengambil data primer melaluiwawancara pada 244 responden di 37 lokasi penampungan pengungsi di kabupatenKaro. Hasil analisis bivariat, variabel yang menunjukkan hubungan yang bermaknaadalah variabel status kehamilan (OR=0,17), kebutuhan pangan (OR=7,25), air bersih(OR=4,78), dan tempat penampungan (OR=4,88). Sedangkan dari hasil analisismultivariat memperlihatkan bahwa variabel pemenuhan kebutuhan pengungsi yangpaling berpengaruh terhadap gangguan emosional pada perempuan pengungsi adalahvaraiabel pemenuhan kebutuhan pangan dengan nilai OR = 7,2 Dari hasil penelitianini menunjukkan bahwa pengelolaan pemenuhan kebutuhan pengungsi belummemenuhi standar minimal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,diharapkan dengan melakukan pengelolaan pengungsi yang sesuai standar minimaldapat mengurangi risiko gangguan mental emosional pada pengungsi khususnya padaperempuan.Kata Kunci: pengungsi, pemenuhan kebutuhan pengungsi, gangguan mentalemosional pada pengungsi.