Abstrak
Tingginya beban penyakit tuberkulosis paru masih menjadi masalah kesehatanmasyarakat dunia terutama Indonesia. Namun, faktor risiko penularan dari segilingkungan belum banyak diperhatikan. Hal ini diindikasikan dengan kurangnyakeberadaan rumah sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhstatus rumah sehat dengan kejadian TB paru di Provinsi Banten. Penelitian inimerupakan analisis data sekunder Riskesdas 2010 menggunakan desain studipotong lintang pada 7.536 anggota rumah tangga berumur 15 tahun ke atas. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa prevalensi TB paru di Banten sebesar 1,3% (95%CI: 1,0-1,5). Analisis multivariabel menemukan adanya interaksi antara statusrumah sehat dengan status ekonomi, dimana orang yang memiliki rumah tidak sehat pada status ekonomi rendah berpeluang 2,152 kali lebih besar untukmenderita TB paru dibanding orang yang memiliki rumah sehat.Kata kunci: Banten, prevalensi, rumah sehat, tuberkulosis paru
The high burden of pulmonary tuberculosis disease still becomes public healthproblem in the world especially Indonesia. However, risk factors in termenvironmental aspects are not getting much attention yet. It is indicated by lackingof healthy housing existence. This study aims to determine the effect of healthyhousing status on incidence of pulmonary TB in Banten Province. This study is asecondary data analysis of BHS 2010 using cross-sectional design on 7.536household members aged 15 years old above. The result showed prevalence ofpulmonary TB in Banten is 1,3% (95% CI: 1,0-1,5). Multivariate analysis foundan interaction between healthy housing status by economic status, those peoplewho have unhealthy housing at low economic status 2,152 times more likely tosuffer from pulmonary TB than people who have healthy housing.Key words: Banten, prevalence, healthy housing, pulmonary tuberculosis