Abstrak
Penetapan Puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mengindikasikan harapan untuk meningkatkan utilisasi rawat jalan Puskesmas oleh penyandang disabilitas. Data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain cross-sectional digunakan untuk mengetahui gambaran dan menganalisis korelasi antara faktor predisposisi, enabling dan needs dengan utilisasi rawat jalan Puskesmas oleh penyandang disabilitas. Definisi disabilitas mencakup domain mobilitas, kognitif, perawatan diri dan aktifitas harian bagi individu berumur ≥15 tahun. Penelitian dilakukan di strata kota, strata kabupaten kaya dan strata kabupaten miskin di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan utilisasi rawat jalan Puskesmas oleh penyandang disabilitas masih rendah, sebesar 33,1% di kota, 28,8% di kabupaten kaya dan 29,6% di kabupaten miskin. Determinan utilisasi rawat jalan Puskesmas di kota meliputi umur, jenis kelamin, indeks kepemilikan, kepemilikan jaminan kesehatan dan penilaian status kesehatan. Sementara di kabupaten kaya meliputi kepemilikan jaminan kesehatan, wilayah tempat tinggal dan penilaian status kesehatan. Sedangkan indeks kepemilikan, kepemilikan jaminan kesehatan, dan penilaian status kesehatan merupakan determinan utilisasi rawat jalan Puskesmas di kabupaten miskin. Penyandang disabilitas dengan indeks kepemilikan terbawah cenderung memanfaatkan rawat jalan Puskesmas paling banyak. Menjadi kewajiban pemerintah untuk memastikan penyandang disabilitas khususnya yang tidak mampu, dijamin oleh JKN.
Kata kunci : Faktor enabling; faktor needs; faktor predisposisi; penyandang disabilitas; utilisasi rawat jalan