Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, status gizi (IMT), asupan gizi (purin dan protein), merokok, konsumsi air putih, konsumsi alkohol, konsumsi kopi, konsumsi soft drinks, dan suhu lingkungan kerja dengan kejadian hiperurisemia pada pekerja pabrik PT. X Cikarang tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode sampel acak sederhana (simple random sampling). Sampel yang diteliti adalah pekerja pabrik PT. X Cikarang dengan total 152 sampel. Data dikumpulkan dengan cara pengumpulan data rekam medis dan pencatatan suhu lingkungan kerja pabrik, serta pengisian kuesioner mandiri dan wawancara FFQ semikuantitatif. Hasil uji chi square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara IMT, asupan protein hewani dan konsumsi air putih dengan kejadian hiperurisemia (p-value < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa terdapat 23% pekerja pabrik mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia dapat diatasi dengan membatasi asupan purin dan protein hewani (seafood, daging, ayam, jeroan, dan lain-lain) dan meningkatkan konsumsi air putih. Disarankan pihak perusahaan untuk membatasi frekuensi menu makanan yang mengandung purin tinggi seperti yang terkandung di dalam protein hewani (seafood, daging, ayam, jeroan, dan lain-lain) dan menyediakan Auto Urine Quality Detector Urinal untuk mengukur status hidrasi pada pekerja. Kata kunci : Hiperurisemia, IMT, asupan protein hewani, konsumsi air putih, suhu lingkungan kerja