Abstrak
Kasus kebakaran merupakan kasus yang menelan kerugian material yang tidak sedikit baik di negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia. The Geneva Association pada tahun 2014 mencatat kerugian akibat kebakaran adalah 1 % dari GDP (Gross Domestic Product). Kebakaran tersebut terjadi di area perumahan, apartemen dan gedung-gedung perkantoran bertingkat tinggi. Semakin tinggi sebuah gedung, maka bahaya kebakaran dalam gedung tersebut semakin tinggi, baik kerusakan aset, kehilangan surat berharga, kematian dan cidera akibat kebakaran. Penulis melakukan penelitian deskriptif analitik dengan desain studi kroseksional untuk melakukan analisis risiko kebakaran di salah satu gedung tinggi di Jakarta, dimana penelitian ini mengindetifikasi faktor risiko kebakaran baik itu faktor yang berpotensi untuk menyebabkan kebakaran, faktor kegagalan dalam menangani kebakaran, dan faktor yang mempersulit evakuasi penghuni gedung yang dilihat dari sudut pandang man, material, method, machine dan environment. Kemudian hasil identifikasi risiko dianalisis dari frekuensi dan konsekuensinya melalui analisis semi kuantitatif dan dihasilkan bahwa faktor risiko utama kebakaran di gedung X adalah kurangnya pengawasan dari pihak manajemen gedung terhadap tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman yang dapat menyebabkan kebakaran di gedung X. Meskipun demikian gedung X dikategorikan sebagai gedung dengan tingkat kebakaran yang rendah. Kata kunci : GDP, Kebakaran, Man, Material, Method, Machine, Environment, Risiko