Abstrak
Peningkatan kinerja pelayanan KIA tidak disertai dengan penurunan AKI dan AKB di Indonesia. Terjadi peningkatan AKI dan AKB di Kota Bogor pada tahun tahun 2013. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor manajerial kinerja pelayanan KIA Puskesmas Cipaku dan Pasir Mulya, menggunakan metode studi kasus dengan kerangka berpikir EFQM. Lima belas orang bidan diwawancarai sebagai informan kunci. Informan pelengkap berjumlah 30 orang (pimpinan, petugas promkes, kader dan pasien). Observasi dan telaah dokumen juga dilakukan sebagai triangulasi. Pola kepemimpinan yang berbeda memberikan nuansa manajerial yang berbeda bagi kedua puskesmas. Faktor kontekstual yang menjadi pembeda adalah budaya masyarakat. Kata Kunci: EFQM, puskesmas, pelayanan KIA, bidan, Bogor Improvement in MCH service performance was not followed by a reduction in MMR and IMR in Indonesia. In 2013, MMR and IMR at Bogor City were increased. The objective of this study was to determine the managerial performance of MCH services at Cipaku and Pasir Mulya Public Health Centre, implementing the case study method in EFQM framework. Fifteen midwives were interviewed as key informants. The complementary informants were 30 people (leaders, Promkes officers, cadres and the patient). Observation and document analysis were also conducted as triangulation. Differences in leadership style also provide a different managerial nuances for each Public Health Centre. Contextual factor that distinguished both of Public Health Centre is the culture of the community. Keywords: EFQM, public health centre, MCH services, midwives, Bogor