Abstrak
Pajanan debu bedak talk (talcum powder) adalah salah satu kontaminan yangdapat menyebabkan gangguan fungsi paru baik obstruktif, restriktif maupuncampuran pada karyawan di tempat kerja. Tujuan penelitian adalah untukmempelajari hubungan antara pajanan debu respirable talcum powder dengangangguan fungsi paru dan keluhan subyektif karyawan di PT.XYZ tahun 2015.Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan tanpa intervensi, yangbersifat analitik dengan rancangan cross sectional. Besar sampel sebanyak 18 daripopulasi 42 orang yang diambil secara purposive sampling. Variabel yang diamatiadalah tingkat pajanan debu respirable talcum powder pada karyawan, umur,lama bekerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olah raga, riwayat penyakit paru danpenggunaan APD. Jenis data adalah data primer dan sekunder, dan pengumpulandata dari hasil pengukuran debu, pemeriksaan spirometri, foto thorax, hasilkuesioner dan wawancara responden. Analisis data yang digunakan adalahanalisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukan bahwaada hubungan yang signifikan antara pajanan debu respirable bedak talk dengankeluhan subyektif hidung tersumbat, sakit tenggorokan dan batuk (p<0,05) danada hubungan antara kebiasaan merokok dengan sakit tenggorokan danpenggunaan APD dengan keluhan hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Hasilanalisis regresi logistik dari tiga variabel pajanan debu bedak talk, kebiasaanmerokok dan tidak menggunakan APD menunjukkan bahwa merokok variabelpaling dominan dan beresiko 25 kali mengalami keluhan sakit tenggorokandibandingkan dengan yang tidak merokok. Disarankan untuk memperbaikiinstalasi Local Exhaust Ventilation pada proses bedak, pemantauan danpengukuran debu bedak talk secara rutin, MCU secara berkala, program promosikesehatan di tempat kerja, penyediaan APD bagi karyawan dan pelatihan tentangpenggunaan dan perawatannya.Kata kunci:Pajanan Debu Bedak Talk, Gangguan Fungsi Paru, Keluhan Subyektif
Talcum dust (powder) exposure is one of particulate contaminant that can causepulmonary function disorder either obstructive, restrictive or combination. Theresearch aimed to learn the correlation between respirable dust of talcum exposurewith pulmonary function disorder and health subjective complaint from exposedemployees in PT. XYZ, 2015. The research was analytical study with crosssectional design using survey method without any intervention. There were 18samples from 42 employee of total population by purposive sampling. Theobserved variables were respirable dust of talcum exposure to employees, age,work length, smoke habits, exercise habits, history of pulmonary disease and PPEusage. The data were generated from primary and secondary data, and collectedfrom respirable dust measurement, pulmonary examination (spirometry test andphoto thorax), questionnaires and interview. The data was analyzed by univariate,bivariate and multivariate. The research showed that there was significantlycorrelated between respirable dust of talcum powder exposure with healthsubjective complaint of nasal congestion, sore throat and cough (p<0,05) andthere was correlation between smoke habits with sore throat and PPE usage withnasal congestion and sore throat. The multiple logistic regression analysis fromthree variables i.e. respirable dust of talcum powder exposure, smoke habits andPPE usage showed that smoker among employees was the most dominant factorand had risk until 25 times induced health subjective complaint compared withnon-smokers. It is recommended to improve Local Exhaust Ventilation for talcumpowder process, periodically Medial Check Up, health promotion program, PPEprovision and PPE training to employees.Key words:Talcum Dust Exposure, Pulmonary Function Disorder, Health SubjectiveComplaint