Abstrak
Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing). Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat. Kata Kunci: Malaria, Usia ≥15 tahun, Perdesaan Indonesia, Riskesdas 2013