Abstrak
Peningkatan kepadatan arus lalu lintas penerbangan yang diprediksikanterjadi dalam beberapa tahun kedepan, dapat menambah beban kerja mental padaAir Traffic Controller (ATCO). Beban kerja mental yang berat dapatmempengaruhi kemunculan stres kerja pada pekerja yang telah dibuktikan olehberbagai penelitian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian sejenis untukmencegah terjadinya stres kerja pada ATCO di Jakarta Air Traffic Service Center(JATSC) akibat peningkatan tersebut. Penelitian yang dilakukan menggunakanmetode studi cross-sectional dengan menggunakan instrumen NASA-Task LoadIndex (NASA-TLX) dan International Stress Management Association (ISMA)untuk mengukur beban kerja mental dan stres kerja pada 47 responden. Terdapatpenambahan dua variabel lainnya, yaitu pendidikan dan masa kerja. Hasilmenunjukkan beban kerja mental yang tinggi memiliki hubungan signifikan danberpola positif dengan stres kerja, sedangkan dua variabel lainnya tidakmenunjukkan adanya hubungan yang signifikan terhadap stres kerja. Lebih lanjut,sesuai dengan penelitian serupa lainnya, hasil menampilkan perempuan lebihrentan terhadap stres. Disimpulkan bahwa beban mental kerja memiliki hubunganyang signifikan dengan stres kerja. Intervensi yang dapat dilakukan salah satunyaadalah implementasi sistem otomatisasi dengan desain yang berprinsip cognitiveergonomics.
Kata Kunci:Stres Kerja, beban kerja mental, NASA-TLX, ISMA, air traffic control