Abstrak
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat dominan di kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Komoditas utamanya yaitu cabai, kol, wortel, tomat dan kentang. Kegiatan pertanian tidak terlepas dari penggunaan pestisida. Petani biasa mengkonsumi Sayuran dari hasil pertaniannya sehingga dapat menimbulkan risiko gangguan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko kesehatan akibat konsumsi sayuran yang mengandung residu pestisida di Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut. Metode penelitian adalah observasional study dengan rancangan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan. Survei sosial-demografi dan diet dengan wawancara 99 petani dilakukan dari bulan Maret-Mei 2017. Sampel cabai diekstraksi dengan menggunakan teknik QuechERS dan dihitung dengan kromatografi gas yang dilengkapi dengan detektor fotometrik nyala (FPD). Bahwa hasil penelitian menunjukkan sayuran yang mengandung residu pestisida adalah Cabai dengan Konsentrasi profenofos tertinggi yaitu sampel III yaitu 11,193 mg/kg, dan konsentrasi rata-rata yaitu 5,235 mg/kg, sedangkan untuk kubis dan wortel tidak ditemukan residu pestisida. Intake Profenofos melalui sayuran cabai pada petani di kecamatan Cikajang sebesar 0,05867 mg/kg/hari, dengan durasi pajanan sebesar 33,4 tahun, berat badan sebesar 57,37 kg. Laju asupan sebesar 0,3571 gr/hari dan frekuensi pajanan sebesar 52 hari/tahun. Konsentrasi profenofos dalam sayur Cabai telah melewati batas normal menurut EPA (2006) yaitu 0,00005 mg/kg/h. Hasil menunjukkan untuk RQ non karsinogenik memiliki risiko untuk terkena penyakit. Sehingga manajemen pengurangan risiko kesehatan perlu dilakukan. Kata kunci: Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan, Sayuran, Kubis, Wortel Cabai, Residu pestisida, Profenofos. The agricultural sector is a very dominant sector in Cikajang subdistrict, Garut regency, West Java Province. The main commodities are chili, cabbage, carrots, tomatoes and potatoes. Agricultural activities cannot be separated from the use of pesticides. In general, farmers who consume vegetables from their agricultural product are at risk of health problems. This study aims to determine the health risks due to consumption of vegetables containing pesticide residues in District Cikajang Garut. The research method is observational study with the design of Environmental Health Risk Analysis. Socio-demographic and dietary survey were completed by face-to-face questionnaire among 99 0f horticulture Farmers from March-May 2017. The results showed that vegetables containing pesticide residue were Chili with the highest Profenofos concentration ie III sample that is 11,193 mg / kg, and the mean concentration of 5,235 mg / kg, while for cabbage and carrots not found pesticide residue. Intake Profenofos through chili vegetables at farmers in sub-district Cikajang 0.0587 mg / kg / day, with the duration of exposure of 33.4 years, weight of 57.37 kg. Intake rate of 0,3571 g / day and exposure frequency of 52 days / year. The profenofos concentration in Chili Vegetables has exceeded the normal limit according to EPA (2006) that is 0.00005 mg/kg/h. The results showed for non-carcinogenic RQ have a risk for exposure to the disease. So that health risk reduction management needs to be done. Keywords: Environmental Health Risk Analysis, Chili, Pesticide Residues, Profenofos.