Abstrak
Sistem Informasi Jejaring Rujukan Maternal dan Neonatal (SijariEMAS) merupakan program terbaru di Kota Tangerang dalam upaya menjawab permasalahan kematian ibu dan kematian bayi di Kota Tangerang yang disebabkan karena rujukan yang tidak efektif dan efisien. Penggunaan SijariEMAS pada kelompok sasaran bidan praktek mandiri sebagai penolong persalinan utama di Kota Tangerang masih amat rendah, hanya 15% bidan praktek mandiri yang menggunakan SijariEMAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi SijariEMAS pada bidan praktek mandiri di Kota Tangerang tahun 2017. Dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2017 menggunakan design kualitatif . Pengambilan data dilakukan melalui fokus grup diskusi pada 24 orang informan bidan praktek mandiri (Bidan yang aktif dan tidak aktif menggunakan SijariEMAS) serta wawancara mendalam terhadap para penentu kebijakan terkait program SijariEMAS di Kota Tangerang. Penelitian ini menunjukan bahwa response time atau waktu cepat tanggap rujukan melalui SijariEMAS yang lama ditambah kurangnya koordinasi antara rumah sakit, bidan perujuk dan petugas call center serta kurang nya pengawasan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang menjadi penyebab kurang maksimalnya implementasi SijariEMAS pada bidan praktek mandiri di Kota Tangerang.
Kata kunci: SijariEMAS; Bidan praktek mandiri

Maternal and Neonatal Reference Network Information System (SijariEMAS) is the latest program in Kota Tangerang as an effort to answer the problem of maternal and infant mortality in Kota Tangerang caused by ineffective and efficient reference. The use of SijariEMAS in the target group of private practice midwives as primary birth attendant in Kota Tangerang is still very low, only 15% of private practice midwives using SijariEMAS. This study aims to determine the implementation of SijariEMAS on i private practice midwife in Kota Tangerang 2017. Implemented in May-June 2017 using qualitative design. Data collection was done through focus group discussion on 24 midwives' informants (active and inactive midwives using SijariEMAS) as well as in-depth interviews on policy makers related to SijariEMAS program in Kota Tangerang . This research indicates that the response time of referral through old Sijariemas plus lack of coordination between hospital, referral midwife and call center officer and lack of supervision from Tangerang City Health Office become the cause of less maximal implementation of SijariEMAS at private practice midwife in Kota Tangerang.
Keywords: SijariEMAS; Private Practice Midwives