Abstrak
Demam berdarah dengue di Kota Administrasi Jakarta Selatan mengalami fluktuasi selama 5 tahun terakhir dan pada tahun 2016 angka insiden naik lebih dari 3 kali lipat dari tahun sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim (curah hujan, kelembaban, suhu) dan kepadatan penduduk dengan angka insiden DBD. Studi ini merupakan studi ekologi time series dan dianalisis dengan uji korelasi. Data angka insiden DBD diperoleh dari Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan. Data iklim bulanan diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jakarta. Data kepadatan penduduk diperoleh dari Badan Pusat Statistika DKI Jakarta. Hasil penelitian menyatakan bahwa suhu dan kepadatan penduduk tidak memiliki hubungan bermakna dengan angka insiden DBD (p > 0,05). Angka insiden DBD memiliki hubungan yang bermakna dengan curah hujan (r = 0,384 ; p = 0,002), kelembaban (r = 0,496 ; p = 0,000).
Kata kunci: demam berdarah dengue (DBD); iklim

Dengue hemorrhagic fever (DHF) in South Jakarta Administration City was fluctuating during 2012 - 2016 and in 2016 the incidence rate (IR) was more than tripled from the previous year. This study aims to determine the relationship between climatic factors (rainfall, humidity, temperature) and population density with the incidence rate (IR) of DHF. This study is a time series ecology study and was analyzed by correlation test. Incidence rate (IR) data was obtained from the South Jakarta District Health Office. Monthly climate data was obtained from the Meteorology, Climatology and Geophysics Department of Jakarta. Population density data was obtained from the Central Statistics Department of DKI Jakarta. The results demonstrate that temperature and population density have no significant correlation with dengue incidence rate (p > 0,05). The incidence rate (IR) had a significant correlation with rainfall (r = 0.384; p = 0.002), humidity (r = 0.496; p = 0,000).
Key words: climate; dengue