Abstrak
Penelitian ini menggunakan disain case control untuk melihat besar risiko anak yang tidak diimunisasi BCG untuk terkena TB Paru. Kasus dan kontrol adalah anak kota Sukabumi usia 0-5 tahun yang diperoleh dari laporan rutin program TB, imunisasi, KIA dan Gizi di dinas kesehatan kota Sukabumi. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa anak yang tidak diimunisasi BCG memiliki risiko 3,270 kali lebih besar untuk terkena TB paru dibandingkan anak yang diimunisasi BCG. Sedangkan hasil analisis multivariat yang memasukkan variabel kunjungan neonatal sebagai variabel interaksi dan variabel berat badan lahir sebagai confounding menunjukkan bahwa anak yang tidak diimunisasi BCG dan kunjungan neonatal < 3 kali memiliki tingkat Risiko sebesar 5,63 kali lebih tinggi untuk terkena TB paru dibandingkan anak yang diimunisasi BCG dan kunjungan neonatal =3 kali (kelompok referens). Adapun tingkat risiko anak yang tidak diimunisasi BCG dan kunjungan neonatal = 3 kali adalah sebesar 1,13 kali lebih besar untuk terkena TB paru dibandingkan kelompok referens dan anak yang diimunisasi BCG namun kunjungan neonatal<3 memiliki tingkat risiko 4,99 kali lebih besar dari kelompok referens. Dari hasil tersebut diketahui bahwa efikasi vaksin BCG tanpa interaksi adalah dengan 67% sedangkan efikasi vaksin BCG dengan interaksi adalah 82%. ini berarti, efikasi vaksin di Kota Sukabumi mengalami peningkatan dengan adanya interaksi variabel kunjungan neonatal dengan imunisasi BCG. Kata kunci: Imunisasi BCG, TB Paru anak, Tuberculosis
This study used case control design to look at the risk of children not immunized with BCG for pulmonary tuberculosis. Case and control are children under 5 years old in Sukabumi City obtained from regular reports of TB program, immunization, KIA and Nutrition at health office in Sukabumi city. The result of bivariate analysis showed that children who were not immunized with BCG had a risk at 3.270 times higher to have pulmonary TB than children were immunized with BCG. While the results of multivariate analysis that included neonatal visit variables as interaction variables and born weight variables as confounding showed that children were not immunized with BCG and neonatal visits < 3 times had a Risk level at 5.63 times higher for pulmonary tuberculosis than immunized children BCG and neonatal visits = 3 times (reference group). The risk of children not immunized by BCG and neonatal visits = 3 times was 1.13 times higher for pulmonary tuberculosis than the referent group and children immunized with BCG but neonatal visits <3 had a risk level 4.99 times greater than the group Referens. From these results it is known that the efficacy of BCG vaccine without interaction is 67 % while the efficacy of BCG vaccine with interaction is 82 %. This means, the efficacy of vaccine BCG in Sukabumi City has increased with the interaction between neonatal visit variable and BCG immunization Key words: BCG Immunization, Pulmonary tuberculosis at Children, tuberculosis