Abstrak
Sick Building Syndrome (SBS) terdiri dari berbagai gejala nonspesifik yang terjadi padapenghuni bangunan. Hal ini umumnya meningkatkan ketidakhadiran pekerja danmenyebabkan penurunan produktivitas pekerja. Berikut adalah beberapa faktor yang yangmenjadi penyebab SBS seperti: fisik, kimia, biologi dan ergonomi serta faktor psikologis.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara dalamruangan dengan (SBS) di kilang minyak gas. Penelitian Ini menggunakan desain cross-sectional, kunjungan lapangan untuk mengukur kualitas udara dan mengumpulkankuesioner dari para pekerja dalam waktu yang bersamaan. Berdasarkan data yang didapat80% responden mengatakan adanya masalah kesehatan yang sedang terjadi pada mata,kepala, dan hidung. 60% memiliki gejala buruk di tenggorokan, perut dan batuk, 50%mengalami gangguan gastrointestinal, 40% kelelahan dan 25% terjadi semua gejalasindrom bangunan sakit. Sebanyak 40 responden direkrut untuk belajar, dengan usia rata-rata 35 tahun (kisaran 20-55). Studi percontohan ini dibatasi oleh ukuran sampel yangkecil. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas udara denganpengukuran parameter fisik (suhu) di bawah ambang batas normal dan parameter kimia(H2S dan Formaldehyde) diatas nilai ambang batas. Adapun prevalensi SBS di kilangminyak gas ini terjadi sebanyak 10 orang 25%, selain itu disimpulkan ada hubunganantara polusi kualitas udara dengan SBS . Penelitian lebih lanjut diperlukan untukmenjawab semua masalah kesehatan dari SBS dan dampaknya terhadap pekerja tersebutdengan mengambil lebih banyak sampel untuk menguji kekuatan yang lebih baik.Kata kunci: polusi udara dalam ruangan, sindrom bangunan sakit, kesehatan kerja.
The sick building syndrome comprises of various nonspecific symptoms thatoccur in the occupants of a building.This feeling of ill health increases sicknessabsenteeism and causes a decrease in productivity of the workers. It is a multi factorialevent which may include physical, chemical, biological as well as psycological factors.The objectives was to grasp what the relationship between indoor air quality with sickbuilding syndrome (sbs) in oil gas refinery. A quantitative methodology was used, namelythrough the analytic cross-sectional design, site visits to measure air quality and collectquestionnaire from the workers in the same time. There 40 respondents were recruited tothe study, with a mean age of 35 years (range 20-55). Diagnoses were varied andrepresentive of the population. Based on data obtained from 40 respondents there were10 cases or 25% occurred sick building syndrome (> 4 symptoms). 80% of respondentsreported significant ongoing health problems in the eyes, head, and the nose. 60% hadbad symptoms in the throat, the stomach and cough, 50% had gastrointestinal disorders,and 40% with fatigue. This pilot study is limited by the small sample size. Based on theresults of the study can be drawn the conclusion that the quality of the air with 4parameters (temperature, humidity, velocity of air and dust levels) on the oil gas refinerystill below the threshold minimum value. In such circumstances, the case of sick buildingsyndrome (SBS) in the oil gas refinery occurred as many as 10 people or 25% occurredsick building syndrome , so it concluded there is a relationship between air qualitypolution with sick building syndrome (SBS). Further research is required to answer allthe health problem of sick building syndrome and the impact to such workers by takingmore samples in order to test the strength of better.Keywords: indoor air pollution, sick building syndrome, occupational health.