Abstrak
ABSTRAK Fasilitas Offshore dari perusahaan gas dan bumi pada umumnya berusia tua, membutuhkan perawatan serta penggantian pada beberapa bagian yang sudah rapuh dan berkarat. Penggantian ini dikerjakan oleh perusahaan konstruksi dimana salah satu risiko yang tergolong besar adalah terjadinya kejadian gawat darurat seperti ledakan, kebakaran yang terjadi saat pekerjaan sedang berlangsung. Oleh karena itu kontraktor harus memiliki sistem tanggap darurat dan telah diterapkan dengan baik untuk memastikan para pengsusaha dan pekerja mengetahui kemana mereka harus pergi dan memahami bagaimana memastikan diri mereka aman ketika sebuah kondisi darurat terjadi (ISO22320). Untuk itu perusahaan minyak dan gas bumi harus memastikan pihak kontraktor memiliki sistem manajemen tanggap darurat yang baik, maka diperlukan suatu standard yang cukup baik yang digunakan untuk menilai apakah emergency management yang dimiliki oleh perusahaan kontraktor cukup baik dalam melindungi manpower, aset perusahaan. CSMS merupakan system yang digunakan saat ini untuk mendapatkan kontraktor yang sesuai dengan kebutuhan. Tetapi karena aktivitas yang semakin meningkat dengan tingkat resiko yang juga semakin tinggi CSMS dirasakan perlu dilakukan perubahan. Salah satu perubahan CSMS yang di sarankan adalah pada bagian Emergency Management karena menyangkut kesiapsiagaan perusahaan dalam menangai bahaya dari mulai penilaian resiko, mitigasi sampai upaya pemulihan keadaan sampai normal kembali baik dari sisi manpower, asset dan system. Untuk itu dilakukan penggabungan NFPA 1600 edisi 2016, FEMA, ISRS Level 8 proses 12, ISO 45001 dan vii ISO 22320 yang djadikan tolak ukur dalam menilai kemampuan dari kontraktor dalam menangani management keadaan darurat Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menyarankan harus di lakukan monitoring yang lebih baik lagi terhadap para kontraktor di lingkungan perusahaan Oil dan Gas agar pelaksanaan managemen emergensi tidak hanya di awal project saja tetapi sepanjang project berlangsung. Beberapa hal yang diperlukan adalah pembuatan risk assessment dengan lebih detail, business impact analisa yang perlu diterapkan dandisarankan agar dapat dipertimbangkan menggantikan CSMS pada bagian Emergency Management dengan hasil penelitian ini yang merupakan penggabungan NFPA 1600 edisi 2016, FEMA, ISRS Level 8 proses 12, ISO 4500, PTK 005 dan ISO 22320 Kata kunci: Gawat Darurat, Tanggap Darurat, Manajemen tanggap darurat NFPA 1600 edisi 2016, FEMA, ISRS Level 8 proses 12, ISO 4500, PTK 005 dan ISO 22320 The Offshore facility of Oil and Gas Company is generally old, requiring maintenance and replacement in some fragile and rusty parts. This replacement is done by a construction company where one of the risks that is large is the occurrence of emergency events such as explosions, fires that occur during work is under way. Contractors therefore should have an emergency response system and be well implemented to ensure that employers and workers know where to go and understand how to make sure they are safe when an emergency occurs (ISO22320). For that purpose, the oil and gas company must ensure that the contractor has a good emergency management system, a good standard is needed to assess whether the emergency management owned by the contracting company is good enough to protect the manpower, the company's assets. CSMS is a system that is used today to get the appropriate contractor to the needs. But because of the ever-increasing activity with a higher level of risk, CSMS is deemed necessary to change. One of the proposed CSMS changes is in the Emergency Management section because it involves the company's preparedness in mitigating the danger from starting risk assessment, mitigation to recovery effort until normal returns from manpower, asset and system side. For that purpose, the merger of NFPA 1600 edition 2016, FEMA, ISRS Level 8 process 12, ISO 45001 and ISO 22320 are used as benchmarks in assessing the ability of contractors in handling emergency management. Some of the things required are the making of risk assessment in more detail, business impact analysis that needs to be applied and it is suggested to consider replacing CSMS in Emergency Management section with the result of this research which is the