Abstrak
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk yang paling banyak diIndonesia. Banyaknya jumlah penduduk di Jawa Barat menimbulkan banyaknya pulapermasalahan salah satunya adalah diare. Pada tahun 2016, insiden diare di Jawa Baratsebesar 1.261.159 kasus, tertinggi di Indonesia. Spasial atau pemetaan dianggap perluuntuk memudahkan dalam mengetahui wilayah persebaran faktor risiko dan karakteristikwilayah terhadap kejadian diare, namun belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian iniadalah mengidentifikasi sebaran dan menganalisis korelasi antara kejadian diare danfaktor risikonya di Jawa Barat Tahun 2010-2016. Penelitian ini menggunakan desain studiekologi, sehingga menggunakan total populasi sebagai unit analisisnya yaitu 27kabupaten/kota di Jawa Barat tahun 2010-2016. Hasil penelitian menunjukkan proporsidiare paling tinggi (761/10.000 penduduk) dengan PHBS rendah ada di Kota Sukabumitahun 2010. Cakupan akses air minum terlindung Kabupaten Karawang selalu rendah.Sedangkan cakupan akses jamban sehat berfluktuasi. Jumlah penduduk miskin cenderungmengalami penurunan, namun kepadatan penduduk semakin tinggi. Kejadian diare lebihbanyak terjadi pada dataran rendah (Kab. Karawang) dibandingkan dataran sedang dandataran tinggi (Kab. Purwakarta dan Kab. Bandung Barat). Berdasarkan hasil pemetaan,daerah yang kerawanan diarenya tinggi ada di Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.Kemudian, untuk analisis korelasi menunjukkan hanya cakupan Perilaku Hidup Bersihdan Sehat (PHBS) yang berkorelasi dengan kejadian diare (p-value = 0,001 dan r = -0,246). Perlunya menyusun prioritas upaya pengendalian diare sesuai dengankarakteristik wilayah tiap kabupaten/kota dan khususnya di daerah-daerah dengan tingkatkerawanan diare yang tinggi seperti Kota Cimahi dan Kota Tasikmalaya.Kata kunci: Diare, Spasial, Jawa Barat
West Java is the most populous province in Indonesia. The number of residents in WestJava in effect is one of them is diarrhea. By 2016, the incidence of diarrhea in West Javais 1,261,159 cases, the highest in Indonesia. Spatial or mapping needs to be done todetermine the areas and factors associated with the occurrence of diarrhea, but not yetdone. The purpose of this study is the distribution and analysis between the incidence ofdiarrhea and risk factors in West Java Year 2010-2016. This study uses the design ofecological studies, using the total population as an analysis unit that is 27 districts / citiesin West Java 2010-2016. The results showed the highest proportion of diarrhea(761/10,000 population) with low sanitation and hygiene behavior in Sukabumi City in2010. The coverage of protected drinking water access Kabupaten Karawang is alwayslow. While the view of access to healthy latrines fluctuate. The number of poor peopleusually goes down, but the higher the population density. The incidence of diarrhea ismore prevalent in lowland (Karawang district) than the medium and highland plains(Purwakarta and West Bandung districts). Based on the mapping results, the diarrhea areais high in Cimahi and Kota Tasikmalaya. Then, for free analysis, only PHBS points werecorrelated with the incidence of diarrhea (p-value = 0.001 and r = -0.266). The need toprioritize the handling of diarrhea in accordance with typical areas and areas with highdiarrhea levels such as Cimahi City and Tasikmalaya City..Key words:Diarrhea, Spatial, West Java.