Abstrak
ABSTRAK
Prevalensi balita stunting di Kab.Bogor tahun 2013 sebesar 28,3%. Hal tersebut masih
menunjukan bahwa stunting di Kab. Bogor masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat. Susu merupakan sumber pangan yang mengandung energi, protein dan
mikronutrien yang hanya ditemukan pada sumber makanan hewani yang dapat berfungsi
dalam merangsang pertumbuhan. Pelarangan promosi susu pada anak dibawah umur 3
tahun memunculkan kekhawatiran akan jumlah balita stunting yang malah akan
meningkat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan susu
dengan stunting ada anak balita umur 24 bulan di Kecamatan Bojong Gede Kabupaten
Bogor Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan sampel
penelitian sebanyak 113 balita. Hasil penelitian menunjukan 26,5% balita umur 24 bulan
di Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor Tahun 2018 mengalami stunting. Terdapat
hubungan antara umur mulai minum susu dengan kejadian stunting (p=0,021), sedangkan
tipe konsumsi susu (p=0,734) dan frekuensi minum susu (p=0,588) tidak mempunyai
hubungan dengan kejadian stunting. Balita yang mulai minum susu umur ≥12 bulan
mempunyai peluang 4,1 kali (95% CI: 1,23-13,32) untuk menjadi stunting dibandingkan
dengan balita yang minum susu umur <12 bulan setelah dikontrol pekerjaan ibu,
pendidikan bapak dan asupan protein.
Kata kunci:
Stunting, asupan susu, mulai minum susu, tipe konsumsi susu, frekuensi minum susu
The prevalence of under five children stunting in Kab.Bogor in 2013 is 28,3%. It is shows
that stunting in Kab. Bogor is still a public health problem. Milk is a food source that
contains energy, protein and micronutrients that found only in animal food sources that
can stimulating growth. The prohibition of promotion of milk in children under 3 years
old raises concerns about increasing of stunting children . The purpose of this study was
to determine the corelation between milk intake and stunting on 24-month-old child in
Bojong Gede sub-district, Bogor Regency in 2018. This study used cross-sectional
method with 113 research samples. The results showed 26.5% of children aged 24 months
in Bojong Gede District, Bogor Regency in 2018 had stunting. There was a corelation
between drinking milk start date and stunting (p = 0,021), while type milk consumption
(p = 0,734) and milk drinking frequency (p = 0,588) had no corelation with stunting .
Toddlers who start drinking milk ≥12 months old have a chance of 4.1 times (95% CI:
1,23-13,32) encounter stunting compared to under-fives who drink milk <12 months after
controlled by mother's job, father's education and intake protein.
Keyword : stunting, dairy intake, drinking milk start date, type milk consumption, milk
drinking frequency