Abstrak
Guna mencapai pelayanan yang bermutu dalam kondisi harus mengendalikan biaya maka perlu membuat standar praktir kedokteran berupa PNPK dan SPO dimana SPO dibuat dalam bentuk PPK yang dapat dilengkapi dengan alur klinis (Clinical Pathway). Penentuan tarif dengan sistem paket INA-CBGs adalah pengelompokan penyakit dan tindakan berdasarkan pengkodean diagnosis dan pengkodean tindakan terhadap pasien BPJS juga menjadi pemicu pembentukan Clinical Pathway. Penyakit apendisitis akut merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di rumah sakit PMI Bogor juga menjadi penyakit yang memiliki prosedur bedah terbanyak ke-2. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan implementasi Clinical Pathway untuk kasus apendisitis akut terhadap biaya di rumah sakit PMI Bogor. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan restrospektif dengan membandingkan data periode sebelum dan setelah implementasi Clinical Pathway dengan menganalisi lama hari rawat, utilisasi layanan dan tagihan pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan lama hari rawat, mayoritas utilisasi layanan dan tagihan yang signifikan antara sebelum dan sesudah implementasi Clinical Pathway. Selain itu terdapat selisih yang sangat besar antara rata-rata tagihan layanan apendisitis akut dengan paket INA-CBGs.