Abstrak
Prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran di Indonesia melalui Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 sekitar 31,7%, angka tersebut menurun pada tahun 2013 menjadi sekitar 25,8%, dan kembali meningkat pada tahun 2018 sekitar 34,1 % yang merupakan prevalensi terbesar pada sepuluh tahun terakhir. Gangguan tidur diduga menjadi salah satu penyebab kejadian hipertensi. Selain itu, gangguan tidur berisiko meningkatkan penyakit hipertensi dan berujung pada penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gangguan tidur dengan kejadian hipertensi di Indonesia dan diperoleh besar risiko hipertensi setelah dikontrol oleh varibel-variabel confounding berikut (umur, tingkat pendidikan, status perawinan, riwayat diabetes mellitus, riwayat kolesterol tinggi, riwayat hipertensi dan konsumsi buah dan sayur) di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional menggunakan data Indonesia Family Life Survey-5 (IFLS-5) tahun 2014. Sampel penelitian ini berjumlah 36.405. Analisis multivaiat menggunakan uji cox regresi untuk mengetahui besar risiko gangguan tidur terhadap kejadian hipertensi. Hasil penelitian ini diperoleh prevalensi hipertensi sebesar 21,8%. Analisis multivariat menunjukkan bahwa orang yang mengalami gangguan tidur memiliki risiko 1,18 kali untuk mengalami hipertensi (PR=1,18). Hasil penelitian menyarankan agar skrining pada orang dengan gangguan tidur harus lebih ditingkatkan, masyarakat khususnya yang berusia 15 tahun ke atas yang mempunyai faktor risiko hipertensi agar rutin menjaga pola hidup sehat; menjadi masukan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Posbindu PTM seperti memberikan alat ukur tekanann darah dan membekali pemahaman kader mengenai faktor risiko hipertensi, salah satunya yaitu mengenai kualitas tidur melalui pemberian informasi dan edukasi kepada peserta posbindu PTM .