Abstrak
2017 mengalami peningkatan 5x lipat dibanding tahun 2016. Jumlah WUS dengan IVA positif pada tahun yang sama juga mengalami peningkatan 2x lipat dibanding tahun sebelumnya. Sampai dengan tahun 2018 WUS dengan IVA positif di Kota Tegal dirujuk ke rumah sakit untuk pemeriksaan lanjutan dan pengobatan. Terjadi lost of follow up terhadap WUS yang dirujuk tersebut sehingga lesi pra kanker pada diagnosis awal tidak dapat dievaluasi perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan WUS dengan IVA positif terhadap prosedur lanjutan pada Program Deteksi Dini Kanker Serviks Kota Tegal tahun 2017- 2018 dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan RAP(Rapid Assessment Procedure) dengan metode pengumpulan informasi melalui wawancara mendalam pada 35 WUS dengan IVA positif, 29 suami WUS tersebut, 8 petugas IVA puskesmas, 3 petugas rumah sakit. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa terdapat 74,3% WUS dengan IVA positif yang patuh terhadap rujukan. WUS yang mempunyai keluhan di awal cenderung lebih patuh terhadap prosedur rujukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan WUS dalam prosedur pemeriksaan ulang 6 bulan pasca terapi atau 1 tahun pada WUS yang menolak rujukan antara lain tidak adanya keluhan, tidak tahu tentang prosedur pemeriksaan ulang, waktu, trauma terhadap pemeriksaan sebelumnya, preferensi tenaga pemeriksa, dilarang suami dan repot anak. Lost of follow up WUS dengan IVA positif pasca rujukan disebabkan tidak adanya rujukan balik dari rumah sakit dan tidak adanya pendampingan rujukan dari puskesmas. Kesimpulannya adalah bahwa kepatuhan WUS dengan IVA positif terhadap prosedur lanjutan dipengaruhi oleh motivasi, pengetahuan, persepsi relevansi, norma subyektif dan self efficacy WUS tersebut. Perbaikan sistem rujukan, koordinasi dengan rumah sakit rujukan sampai pada level pelaksana dan pemantapan program IVA dan krioterapi dengan single visit approach diharapkan dapat meminimalisir lost of follow up WUS dengan IVA positif