Abstrak
Tesis ini mengkaji adanya risiko pajanan Sulfur Dioksida (SO2) terhadap kesehatan para pekerja terkait dengan gejala gangguan pernapasan di Sentra Industri Keramik Plered, Kabupaten Purwakarta. Industri keramik menghasilkan SO2 yang berasal dari penggunaan bahan bakar kayu dalam proses pembakarannya. Penelitian ini menggunakan desain Public Health Assessment (PHA), dimana metode pararosanilin digunakan dalam pengambilan sampel udara pada 6 titik lokasi. Hasil pengukuran SO2 menunjukkan bahwa konsentrasi masih dibawah baku mutu yang ditetapkan, yakni rata-rata 0,042 ppm. Besar sampel dalam penelitian adalah 97 pekerja, dalam mengukur keluhan kesehatan pekerja terkait dengan gangguan pernapasan digunakan metode wawancara, dimana sebanyak 69 pekerja (71,1%) mengalami gejala gangguan pernapasan diantaranya batuk, dahak, sesak napas, mengi, nyeri dada, dan napas berat. Intake pajanan SO2 dihitung berdasarkan pada pola aktivitas dan karakteristik antropometri pekerja hingga didapatkan nilai rata-ratanya sebesar 0,0109 mg/kg/hari. Sedangkan estimasi besar risiko menyatakan bahwa sebanyak 3 pekerja (3,1%) berada pada kelompok berisiko atau tidak aman. Adapun tidak adanya perbedaan atau hubungan antara gejala gangguan pernapasan antara intake ≤ 0,0109 mg/kg/hari dengan intake > 0,0109 mg/kg/hari, meskipun pekerja dengan intake > 0,0109 mg/kg/hari berpeluang 2,2 kali lebih besar untuk mengalami gejala gangguan pernapasan dibandingkan pekerja dengan intake ≤ 0,0109 mg/kg/hari (OR=2,206; CI 95%: 0,891-5,465). Pentingnya upaya penyuluhan dalam rangka meningkatkan kesadaran para pekerja terkait penggunaan APD yang dapat didukung oleh seluruh pihak yang terkait demi menjaga dan meningkatkan produktivitas kerja