Abstrak
Pada tahun 2016 sektor kesehatan menyumbang setidaknya 2 gigaton CO2 kepermukaan atmosfer atau setara dengan emisi yang dihasilkan oleh 514 industri batubara setiap tahun. Volume limbah dan emisi karbon ini tidak hanya menimbulkanpencemaran lingkungan namun juga memicu terjadinya fenomena perubahan iklim yangmengancam keberlangsungan ekosistem di seluruh dunia. Sebesar 57-71% emisi karbonyang berasal dari sektor kesehatan disebabkan oleh aktivitas rantai persediaan logistik,terutama pada pengadaan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Fungsi rumah sakitsebagai fasilitas penyembuhan dan rehabilitasi pasien justru menjadi kontradiktif akibatproduk sampingan dari kegiatan operasional pelayanan kesehatan. Melalui pelaksanaangreen procurement pihak rumah sakit dapat memastikan bahwa kegiatan perencanaanpengadaan hingga penentuan supplier mampu meminimalisir segala potensi kerusakanlingkungan yang berasal dari kegiatan produksi dan konsumsi sediaan farmasi.Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait faktor yangmempengaruhi pelaksanaan green procurement terutama pada sediaan farmasi sekaligusmengetahui potensi pengimplementasian praktik serupa pada rumah sakit di Indonesia.Metode penelitian yang digunakan adalah literature review untuk mengidentifikasifaktor-faktor terhadap green procurement di rumah sakit melalui pencarian jurnal padadatabase ScienceDirect, ProQuest, Wiley, dan PubMed. Hasil penelitian dari 10 studiterinklusi menunjukkan beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan greenprocurement sediaan farmasi, yakni komitmen internal, hubungan kerja sama dengansupplier, total quality management (TQM), tekanan institusional, peresepan dandispensing obat, serta manajemen sediaan farmasi yang tidak terpakai. Sementara itu diIndonesia sendiri pengadaan sediaan farmasi kini dilakukan secara daring melalui portale-procurement yang difasilitasi oleh LKPP. Kebijakan pengadaan ini ditujukan untukmendukung pelayanan kesehatan era JKN dengan melaksanakan pengadaan obat secaralebih efektif dan efisien. Walaupun belum mencapai tahap green, adanya e-procurementpada sediaan farmasi merupakan langkah awal implementasi green procurement untukmewujudkan rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang aman untukpopulasi manusia maupun lingkungan hidup.Kata kunci:Pengadaan, sediaan farmasi, green procurement, lingkungan.