Abstrak
Obesitas sentral merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubunganerat dengan penyakit kronis dan komplikasi metabolik. Penderita obesitas sentral jugalebih rentan terinfeksi COVID-19 dengan gejala lebih berat dan tingkat kematian lebihtinggi. Prevalensi obesitas sentral yang meningkat pesat pada masyarakat di seluruh duniamenjadikannya salah satu masalah kesehatan global tersulit yang dihadapi masa ini.Penelitian terdahulu menemukan prevalensi obesitas sentral yang sangat tinggi, yaitu70,6% pada pasien dewasa di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor tahun 2017.Penelitian ini merupakan studi sekunder lanjutan yang bertujuan untuk mengetahui faktordominan kejadian obesitas sentral pada populasi tersebut. Studi ini melibatkan 85responden berusia 25-64 tahun dengan data yang dikumpulkan dari database penelitianprimer. Data dianalisis meggunakan uji bivariat chi-square dan uji multivariat regresilogistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaterdapat enam variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral,diantaranya: jenis kelamin (perempuan, p-value 0,003), kolesterol darah(hiperkolesterolemia, p-value 0,025), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat(>110% kebutuhan gizi personal, p-value 0,003; 0,001; 0,005; 0,025). Kolesterol darahditemukan sebagai faktor dominan terkait obesitas sentral pada pasien dewasa diPuskesmas Bojong Gede. Odds kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,210 kali padakelompok responden yang mengalami hiperkolesterolemia dibandingkan dengankelompok responden dengan kadar kolesterol darah total normal, setelah dilakukankontrol pada variabel lainnya. Dengan demikian, tenaga kesehatan dapat menghimbaupenderita obesitas sentral untuk memeriksakan dan memantau kadar kolesterol darahnya.Masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman terhadap obesitassentral beserta bahayanya. Masyarakat dapat dibimbing untuk meningkatkanpengetahuan mengenai jumlah energi dan zat gizi makro yang sesuai dengankebutuhannya, melakukan olahraga secara teratur, menghindari perilaku yangberhubungan dengan stres, dan memantau status kesehatan secara rutin. Instansikesehatan diharapkan turut mengambil peran aktif dalam kegiatan pencegahan dankontrol atas obesitas sentral, diantaranya dengan menjalankan kegiatan edukasi dankonsultasi gizi serta kesehatan, mengadakan kegiatan kesehatan pastisipatif, dan menjalinkerja sama dengan masyarakat untuk melakukan pemantauan kesehatan.Kata kunci:Dewasa, Kabupaten Bogor, Kadar Kolesterol Darah, Obesitas Sentral.