Abstrak
Emotional eating merupakan kecenderungan seseorang untuk makan secara berlebihdalam menanggapi emosi negatif. Kecenderungan emotional eating erat hubungannyadengan konsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak, makanan bertekstur renyah,dan minuman berpemanis. Apabila pola konsumsi ini dilakukan secara terus menerus,akan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler dan Diabetes Mellitus tipeII. Kecenderungan emotional eating dapat terjadi karena berbagai faktor seperti tingkatstres, stresor perkuliahan, status gizi, dan eating dysregulation. Untuk melihat hubunganemotional eating dengan faktor-faktor tersebut dilakukan penelitian cross-sectionalpada mahasiswi S1 Reguler FKM UI. Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukandengan metode stratified random sampling. Analisis data dalam penelitian ini dilakukandengan dua cara, yaitu uji chi square dan uji t independen. Hasil uji t independenmenunjukkan adanya perbedaan rata-rata yang signifikan skor eating dysregulationberdasarkan kecenderungan emotional eating (p value = 0.011). Pada penelitian ini,tidak ada perbedaan proporsi yang signifikan kejadian emotional eating berdasarkanstatus gizi, namun ditemukan bahwa variabel eating dysregulation juga dapat menjadivariabel confounding yang mempengaruhi hubungan antara status gizi denganemotional eating (p value = 0.035).

Kata Kunci:Emotional eating, stres, status gizi, eating dysregulation, eating disorder.