Abstrak
Berkembangnya konsep resilience di era global dan industri 4.0 menuntut perusahaan di berbagai sektor untuk mengikuti era teknologi, digitalisasi pekerjaan, pengaturan lingkungan kerja, dan perkembangan bisnis. Konsep resilien menunjukkan peningkatan kinerja dalam 4 aspek potensial yaitu kemampuan untuk merespon, mengantisipasi, memantau hal yang terjadi di internal maupun eksternal, serta proses belajar dari hal yang berjalan dengan benar dan salah. Tujuan penelitian yaitu menganalisis implementasi konsep safety resilience di industri maritim khususnya perusahaan perkapalan, baik itu milik negara maupun swasta. Manfaat penelitian yaitu memberikan perspektif implementasi safety resilience untuk menghadapi kejadian yang dapat diperkirakan atau tidak terduga, khususnya tabrakan kapal. Desain studi deskriptif menggunakan metode semi kuantitatif, dan panduan wawancara berdasarkan Resilience Assessment Grid. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Berdasarkan hasil analisis, tingkat implementasi safety resilience di PT J sebesar 75,1% dan PT K sebesar 70,2%. Faktor pendukung di PT J dan PT K terkait implementasi Safety Resilience yaitu kemampuan respon (80%), kemampuan belajar (74,62%) dan kemampuan monitor (70,77%). Faktor penghambat yaitu kemampuan antisipasi (66,92%). Sehingga, kedua perusahaan perkapalan ini menuju ke tingkat proactive. Secara keseluruhan, safety resilience diharapkan dapat meningkatkan performa dan sistem manajemen keselamatan yang dibentuk untuk melampaui tuntutan penaatan regulasi internasional maupun nasional.

Development of resilience concept in the global era and industry 4.0 requires companies in various sectors to follow technology, digitization of work, setting the work environment, and business development. Resilience concept showed performance improvement in four potential aspect, the ability to respond, anticipate, monitor, and learning process both of what is going right and wrong. This study aim to analyze implementation of safety resilience concept in the maritime industry, especially at shipping companies both public company (PT J) and private company (PT K). The benefit of this research was to provide a perspective on the implementation of safety resilience to anticipate major events, especially vessel collision. This research is a descriptive study using semi-quantitative methods. Interview guideline based on the Resilience Assessment Grid. The sampling technique was purposive sampling. This study analysis showed the level of implementation of safety resilience at PT J was 75.1% while PT K had a percentage of 70.2%. Supporting factors at PT J and PT K related to the implementation of Safety Resilience were ability to respond (80%), ability to learn (74.62%), and ability to monitor (70.77%). While the inhibiting factor at PT J and PT K was the ability to anticipate (66.92%). Both company was categorized at proactive level. Overall, safety resilience was expected to improve the performance and safety management system established to beyond international and national requirements.