Abstrak
Pendahuluan: Stigma yang berkembang terhadap aborsi membuat terbatasnya studi aborsi di beberapa negara termasuk Indonesia. Memahami faktor yang berkaitan dengan pengalaman aborsi dapat membantu upaya perbaikan dan peningkatan program kesehatan reproduksi khususnya berkaitan dengan pencegahan aborsi. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran determinan struktural perempuan yang mengalami aborsi. Metode: Studi ini menggunakan data Community Based Survey tahun 2018 yang secara random mewawancarai 8.989 perempuan usia 15-49 tahun di enam provinsi di Pulau Jawa. Data dikumpulkan melalui wawancara terstruktur oleh pewawancara terlatih dengan mengumpulkan informasi terkait pengalaman penggunaan kontrasepsi, kehamilan, aborsi, kekerasan oleh pasangan, dan masalah lain terkait kesehatan reproduksi. Analisis Structural Equation Modeling digunakan untuk mendapatkan gambaran determinan struktural perempuan yang mengalami aborsi berdasarkan konsep teori perilaku Integrated Behavioral Model. Hasil: Model struktural fit dengan nilai RMSEA= 0,037; CFI= 0,924, dan SRMR=0,048. Perempuan dengan niat mencegah kehamilan dan niat menggugurkan kandungan memiliki efek langsung terbesar dalam pengalaman aborsi. Pengalaman kekerasan fisik dan seksual, sikap ketidak khawatiran terhadap dampak mengakhiri kehamilan, dan pengetahuan kontrasepsi yang rendah memiliki efek langsung terhadap meningkatnya niat melakukan aborsi. Implikasi program: Niat menggugurkan kandungan dapat terjadi jika perempuan mengalami kehamilan tidak diinginkan. Penggunaan kontrasepsi modern efektif saat ini hanya mencapai 25%. Menurunkan angka kegagalan KB dan meningkatkan penggunaan MKJP secara bersama- sama akan menurunkan kehamilan tidak diinginkan dan menurunkan kejadian aborsi. Kekerasan oleh pasangan dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan tidak diinginkan yang mengakibatkan perempuan memiliki otonomi yang rendah atas dirinya. Peningkatan program komunikasi prefentif upaya pengendalian kekerasan oleh pasangan, peningkatan kesadaran akan bahaya dan dampak, peran serta komunitas, dan media social perlu ditingkatkan dalam upacaya pencegahan dan penanggulangan masalah kekerasan oleh pasangan.

Stigma against abortion has limited the study of abortion in several countries including Indonesia. This study aims to get a picture of the structural determinants of women who had abortion.This study utilized data from community-based survey of 8,969 randomly selected women aged 15-49 in six provinces in Java. Structural Equation Modeling Analysis was used to get an overview of the structural determinants of women who had abortion based on the concept of Integrated Behavioral Model Theory. Model fit with RMSEA value = 0.037; CFI = 0.924, and SRMR = 0.048. Intention shows the biggest direct effect on abortion. The experience of physical and sexual violence, the attitude toward the impact of ending pregnancy, and lack of contraception knowledge have a direct effect on increasing the intention to have an abortion. Reducing contraceptive failure rates and increasing the use of LARC will reduce unwanted pregnancies and abortion incidence. Communication program, increasing awareness of the dangers and impacts, community participation, and social media need to be increased in efforts to prevent and overcome the problem of IPV.