Abstrak
Dalam industri peleburan aluminium, tekanan panas (heat stress) adalah salah satu bahaya fisik yang paling besar pengaruhnya terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja disamping bahaya lainnya. Menurut NIOSH (2016), pekerja yang terpajan panas yang tinggi atau pekerja dengan dengan aktivitas fisik berat kemungkinan akan berisiko terjadinya kecelakaan atau penyakit akibat heat stress. Hasil pengukuran di perusahaan XYZ pada puncak musim panas 2018 menunjukkan bahwa indeks WBGT telah mencapai 37 0 C. Suhu tersebut melebihi nilai ambang batas yang ditetapkan. Di perusahaan peleburan aluminium XYZ, sumber panas luar selain dari proses peleburan, juga berasal dari suhu udara lingkungan, hal ini karena lokasi Perusahaan XYZ berada di wilayah Timur Tengah dengan suhu lingkungan yang tinggi dan kelembaban udara yang tinggi pada saat musim panas. Di wilayah Timur Tengah ada sekitar 6 perusahaan peleburan aluminium yang beroperasi dalam sekala besar, namun sampai saat ini penelitian terkait pengelolaan heat stress masih belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pelaksanaan program pengeloaan Heat stress di Perusahaan XYZ tahun 2019 dibandingkan dengan rekomendasi NIOSH Criteria for a recommended standard: occupational exposure to heat and hot environments - revised criteria 2016. Disain penelitian ini adalah penelitian Mixed Method, yaitu sebagian pengolahan data dinilai secara kualitatif dan sebagian lainnya dinilai secara deskripstif kualitatif dengan metode pengumpulan data berupa data primer dan sekunder. Secara umum, peserta sebagian besar kuisoner menyatakan bahwa perusahaan XYZ telah menerapkan pengelolaan heat stress dengan baik. Dari hasil kuisoner persentase kesesuian sebesar 85,41% dengan rekomendasi NIOSH: Criteria for a recommended standard-ccupational Exposure to Heat and Hot environment- revised 2016 yang sejalan dengan hasil dari hasil wawancara, observasi lapangan yang telah dilakukan. Meskipun demikian masih beberapa hal yang masih perlu dilakukan perbaikan agar risiko tidak terjadi kasus heat stress makin menurun.
Heat stress is one of significant physical hazard in aluminium smelter industry which impact to the health dan safety of the workers. Refer to NIOSH (2016), worker who exposed with high temperature or worker who perform high physical work may be at risk for heat stress or heat related illness. Measurement heat index in XYZ company during peak summer shows that WBGT index reach up to 37 0 C. This Index already reached treshold limit standard. Source of heat in XYZ company generated from process and environment during summer, due to the company location situated in Midle East. It has high ambient temperature and high humidity in peak summer. In the Middle East region, there are six (6) aluminum smelter industry, however heat stress study focusing on heat stress management still not explore intensively. The aim of this study is to review implementation of heat stress arragement in XYZ company 2019 compare with NIOSH Criteria for a recommended standard: occupational exposure to heat and hot environments - revised criteria 2016. The study design is mixed method that using analys qualitatively and descriptive qualitative. The data source collected by primary method dan secondary. In general, as per respondence of quissoinare conclude that XYZ company have implemented heat stress management is good. The quisonaire shows that the percentage of compliance is 85,41% against NIOSH recommendation: Criteria for a recommended standard-ccupational Exposure to Heat and Hot environment- revised 2016. This result aligns with interview and walk trough on the shop floor conducted.