Abstrak
COVID-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus yang baru ditemukan dan menjadi sebuah pandemi. COVID-19 dapat menyebar antar negara melalui pelaku perjalanan. Terdapat kasus-kasus importasi varian baru yang merupakan kasus yang berasal dari negara lain dan tertangkap di pintu masuk negara, salah satunya Bandara Soekarno Hatta. Dalam menanggapi permasalahan mengenai kasus importasi pemerintah dapat melakukan upaya cegah tangkal penyakit dan melaksanakan manajemen penemuan kasus pada pelaku perjalanan di Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi pelaksanaan manajemen penemuan kasus COVID-19 pada pelaku perjalanan dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan data sekunder melalui telaah dokumen. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi dari Donabedian dan teori pendekatan sistem yaitu struktur, proses, dan output. Hasil penelitian didapatkan SDM kurang dan terbatas sehingga dibutuhkan tenaga tambahan. Sarana prasarana tercukupi atas dukungan dari berbagai pihak namun belum tersedia perangkat deteksi pemeriksaan RT-PCR di pintu masuk. Pendanaan tercukupi dari Dana Siap Pakai BNPB dan revisi anggaran Kementerian Kesehatan. Sistem informasi sudah tersedia, namun belum dapat digunakan maksimal. Koordinasi, jejaring, dan kemitraan sudah berjalan dan dilaksanakan oleh lintas program/lintas sektor. Kebijakan bersifat dinamis dan bersumber dari Kementerian Kesehatan dan Satuan Tugas. Perencanaan berjalan baik terdapat rencana operasi di tingkat nasional dan di Bandara. Pengorganisasian terdapat Satgas COVID-19 baik di tingkat pusat maupun di Bandara. Pelaksanaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Pengawasan berjalan baik karena adanya alat monitoring Intra Action Review. Pelaku perjalanan yang melakukan karantina/isolasi sebesar 95,5% melakukan karantina dan menyelesaikan masa karantina/isolasi. Penemuan kasus konfirmasi pada pelaku perjalanan sebanyak 1,1% dari total kedatangan. Penemuan Kesimpulan didapatkan bahwa implementasi penemuan kasus penting dilakukan untuk penemuan kasus di pintu masuk negara. Rekomendasi penelitian ini yaitu keberhasilan implementasi akan dicapai bila dilakukan evaluasi dan monitoring serta perbaikan dari kekurangan
COVID-19 is an infectious disease caused by a newly discovered type of coronavirus and has become a pandemic. COVID-19 spreads between countries through travelers. There are importation cases of new variants, originated from other countries and found at the entrance of the country, one of which is Soekarno Hatta Airport. In responding to problems regarding imported cases, the government can make efforts to prevent disease and carry out case finding management for travelers at Soekarno Hatta Airport. This study aims to find out how to implement the COVID-19 case finding management for travelers from abroad at Soekarno-Hatta Airport. This study used a qualitative method with primary data obtained through in-depth interview and secondary data through document review. The theory used in this research is a modification of Donabedian and the theory of systems approach, namely structure, process, and output. The results of the study found that human resources were lacking and limited so that additional personnel is needed. Sufficient infrastructure facilities with the support of various parties, but the RT-PCR examination detection device is not available at the entrance. Sufficient funding from the BNPB Ready to Use Fund and the revised budget of the Ministry of Health. The information system is already available, but cannot be used optimally. Coordination, networking, and partnerships have been running and implemented across programs/cross sectors. The policy are dynamic and sourced from the Ministry of Health and the Task Force. Planning is going well, there are operational plans at the national level and at the airport. Organizing, there is a COVID-19 Task Force both at the central level and at the airport. Implementation is carried out in accordance with applicable regulations. Supervision went well because of the Intra Action Review monitoring tool. 95.5% of travelers who carry out quarantine/isolation followed quarantine and complete the quarantine/isolation period. 1.1% confirmation cases found in travelers of the total arrivals. The conclusion is that the implementation of case finding is important to do case finding at the Point of Entry. The recommendation of this research is that successful implementation will be achieved if evaluation and monitoring are carried out as well as improvement of deficiencies