Abstrak
Program pengendalian penyakit kronis (Prolanis) dan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu)
penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan dua program yang berupaya untuk mengendalikan
hipertensi di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam implementasinya kedua program ini
terlihat tidak saling terkoordinasi antara satu dan lainnya, baik BPJS Kesehatan dan
Kementerian Kesehatan RI. Penelitian ini bertujuan untuk melihat keterkaitan prolanis dan
Posbindu PTM terhadap hipertensi terkontrol di Provinsi Jambi. Hasil penelitian
memperlihatkan proporsi hipertensi terkontrol pada kedua kelompok ini masih tergolong
rendah yaitu 18% pada prolanis dan 10 % pada kelompom posbindu PTM , sedangkan control
hanya 9%. Kondisi tersebut dimungkinkan berkontribusi terhadap turunnya kinerja program
PTM menurut Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM). Dari hasil analisis
multilevel terbukti bahwa level individu lebih dominan mempengaruhi tekanan darah yang
terkontrol dibandingkan level kelompok. Keunggulan prolanis terlihat pada variabel yang
bersifat individu, artinya individu yang ada di kelompok prolanis lebih efektif dibandingkan
posbindu PTM. Sedangkan posbindu PTM memiliki pengaruh lebih besar secara statistik pada
level kelompok dibandingkan prolanis. Kondisi ini memberi peluang besar untuk melakukan
integrasi program prolanis dan posbindu PTM agar lebih efektif dan efisien.