Abstrak
Latar Belakang: Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi perhatian terutama di Indonesia. Penurunan AKI merupakan indikator penting dalam pencapaian pembangunan kesehatan di Indonesia. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan penting dilakukan karena tenaga kesehatan memiliki keterampilan dan alat yang sesuai untuk memberikan pertolongan yang aman dan bersih. Kementerian Kesehatan telah mewajibkan pertolongan persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan yang kompeten untuk mencapai target SDG. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara partisipasi maternal dalam pengambilan keputusan rumah tangga dan pemilihan penolong persalinan pada ibu.
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel penelitian ini adalah ibu usia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir sebelum survei di 34 provinsi di Indonesia, dengan jumlah responden sebanyak 14.193 orang. Variabel independen penelitian ini yaitu partisipasi dalam pengambilan keputusan yang terdiri dari 4 aspek (perawatan kesehatan, pengeluaran rumah tangga, kunjungan ke keluarga/kerabat, dan penggunaan pendapatan suami) dan variabel dependennya adalah pemilihan penolong persalinan. Variabel kovariatnya adalah umur ibu, tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan suami, pekerjaan ibu, pekerjaan suami, hidup dengan pasangan, paritas, jumlah anak hidup, pengetahuan kehamilan, jarak ke fasilitas kesehatan, dan tingkat kekayaan. Penelitian ini dianalisis menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil: Proporsi penolong persalinan terampil sebesar 67,4% dan penolong persalinan tradisional sebesar 32,6%. Pemilihan penolong persalinan terbanyak oleh tenaga kesehatan yaitu bidan sebanyak 61,8% dan penolong persalinan oleh bukan tenaga kesehatan paling banyak yaitu dukun sebanyak 13,6%. Variabel lain yang paling berhubungan yaitu variabel paritas (grandemultipara) beresiko 1.899 kali untuk memilih penolong persalinan oleh bukan tenaga kesehatan dibandingkan ibu yang paritasnya primipara (OR = 1.899, 95% CI = 1.600-2.253). Pada model akhir multivariat, didapatkan variabel lain yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan yaitu usia ibu, tempat tinggal, pendidikan ibu, pendidikan suami, pengetahuan kehamilan, jarak ke fasilitas kesehatan, paritas, tingkat kekayaan.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi maternal di dalam keputusan rumah tangga (perawatan kesehatan, pengeluaran rumah tangga, dan kunjungan ke keluarga/kerabat) dengan pemilihan penolong persalinan. Dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara partisipasi maternal dalam keputusan penggunaan pendapatan suami dengan pemilihan penolong persalinan