Abstrak
Deklarasi SDGs 2030 menyebutkan remaja di beberapa instansi sebagai populasi rentan, terutama pada kondisi kesehatan dan perilaku berisiko. Dalam rangka melindungi sumber daya manusia potensial yang merupakan aset sekaligus investasi generasi mendatang, program kesehatan remaja perlu menjadi perhatian khusus. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengembangkan model pelayanan kesehatan remaja bernama Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas. Penelitian ini membahas analisis implementasi program kesehatan remaja pada tingkat Puskesmas di Jakarta Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dari pelayanan kesehatan remaja menggunakan kerangka RE-AIM, disertai faktor-faktor pendukung dan penghambatnya, yang kemudian diklasifikasikan ke dalam analisis SWOT. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang melibatkan 5 informan koordinator PKPR, dengan validitas data menggunakan triangulasi wawancara 2 orang Kepala Puskesmas serta diskusi kelompok terfokus pada 2 kelompok remaja. Hasil penelitian ini memaparkan tentang capaian, efektivitas, adopsi, implementasi, dan pemeliharaan program kesehatan remaja yang ada di Puskesmas. Secara umum, Puskesmas telah melakukan pelayanan sesuai standar nasional PKPR dengan kelemahan berupa minimnya sumberdaya terlatih dan keterbatasan fasilitas pelayanan yang menjamin privasi remaja. Di samping itu, pelayanan mengalami perubahan karena adanya pandemi COVID-19 di Indonesia yang menjadi ancaman bagi Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan PKPR. Sehingga, saran diberikan kepada Dinas Kesehatan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melakukan optimalisasi Sumber Daya Manusia dengan mengadakan pelatihan tentang PKPR secara rutin setiap tahun dengan sasaran SDM di Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan.