Abstrak
Keselamatan transportasi merupakan isu sosial di mana sistem transportasi dibuat untuk mewujudkan perpindahan dengan selamat dan efisien. Sebagai salah satu bagian dari sarana transportasi darat, keselamatan juga menjadi isu dalam industri kereta api. Sejak tahun 2004-2014 setidaknya terdapat 700 peristiwa luar biasa hebat (PLH) di industri kereta api di Indonesia, termasuk di antaranya adalah tumburan kereta api. Dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi juga ditemukan bahwa beberapa kasus tumburan kereta api terjadi akibat adanya pelanggaran akibat fatigue. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fatigue serta faktor-faktor yang berhubungan dengan fatigue pada masinis seperti faktor individu, faktor beban mental, faktor beban lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari - juli 2021 di PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasional 3 Cirebon. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner (Nasa Task Load Index dan kuisioner skala International Fatigue Reseacrh Committee). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah 144 masinis kereta api penumpang dan barang. Data kemudian dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa 45,8% responden mengalami fatigue ringan dan 54,2% responden mengalami fatigue sedang. Dari penelitian ini juga diketahui ada hubungan antara IMT (OR1=2,454; OR2=4,723), waktu tidur (OR= 2,120) dan lingkungan kerja (OR= 3,495) dengan keluhan fatigue pada masinis (p<0,05). Sedangkan faktor individu berupa usia dan kebiasaan merokok, serta faktor beban mental berupa beban kerja, jadwal dan durasi kerja diketahui tidak memiliki hubungan dengan keluhan fatigue pada masinis (p>0,05)