Abstrak
Penyakit ginjal Kronik telah menjadi perhatian karena semakin meningkat secara global baik insidensi, prevalensi, serta mortalitasnya. Berdasarkan data Riskesdas, PGK di provinsi Sumatera Utara yang meningkat dari 0,2% pada tahun 2013 menjadi 0,33% pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor risiko dominan penyakit penyakit ginjal kronik di RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan desain Kasus kontrol. Subjek penelitian sebanyak 505 pasien PGK yang di RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar dirawat dengan kasus sebanyak 101 pasien yang di diagnosis oleh dokter telah gagal ginjal kronik yang dapatkan dari rekam medis. Kontrol rumah sakit sebanyak 404 adalah pasien tanpa PGK. Kriteria Inklusi subjek penelitian adalah berusia ≥ 15 tahun dan data rekam medisnya lengkap. Kriteria eksklusi pada subjek penelitian dimana apabila riwayat transplantasi ginjal dimiliki oleh pasien dan pasien yang data rekam medisnya tidak lengkap. Hasil multivariat menunjukkan faktor risiko dominan PGK di RSUD dr. Djasamen Saragih Kota Pematangsiantaryaitu hipertensi (OR=4,63;95% CI: 2,69-7,99) dan asam urat (OR =5,46; 95% CI: 3,17-9,41). Upaya promotif dan deteksi dini faktor risiko sejak usia dini perlu ditingkatkan untuk memperkecil kejadian faktor risiko maupun penyakit ginjal kronik dan disarankan pihak Rumah Sakit dapat meningkatkan fasilitas dan kelengkapan data pasien, dan membentuk tim penyuluh kesehatan guna meningkatkan pengetahuan pasien yang berkunjung yang berhubungan dengan PGK
Chronic kidney disease had become a concern because of the increasing global incidence, prevalence, and mortality. Based on Riskesdas data, CKD in North Sumatra province increased from 0.2% in 2013 to 0.33% in 2018. This study aimed to determine the dominant risk factors for chronic kidney disease in Dr. RSUD. Djasamen Saragih, Pematang Siantar City. This study was an analytic observational study with a case-control design. The research subjects were 505 CKD patients who were treated at Dr. Djasamen Saragih Hospital, Pematangsiantar City, with a case of 101 patients who were diagnosed by doctors as having chronic kidney failure which were obtained from medical records. Hospital controls were 404 patients without CKD. The inclusion criteria of research subjects were 15 years old and complete medical record data. Exclusion criteria for research subjects where a history of kidney transplantation was owned by patients and patients whose medical record data was incomplete. The multivariate results showed that the dominant risk factors for CKD in Dr. Djasamen Saragih Hospital were hypertension (OR=4.63; 95% CI: 2.69-7.99) and gout (OR=5.46; 95% CI: 3.17). -9.41). Promotive efforts and early detection of risk factors from an early age need to be increase to minimize the incidence of risk factors and chronic kidney disease and it is suggest that the hospital can improve the facilities and completeness of patient data, and form a team of health educators to increase the knowledge of visiting patients related to CKD