Abstrak
COVID-19 merupakan penyakit yang mudah menular disebabkan oleh SARS-CoV-2, ditetapkan sebagai pandemi oleh WHO pada 11 Maret 2021 dengan kasus pertama di Indonesia pada 3 Maret 2021. Diperlukan protokol kesehatan untuk menekan laju penyebaran COVID-19 di tempat kerja dengan menjalankan protokol 5M (memakai masker, rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumuman, dan membatasi mobilisasi). Ketidakpatuhan pekerja terhadap protokol kesehatan diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya lonjakan kasus COVID-19 di PT. X. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi perilaku kepatuhan pekerja pada protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di PT. X. Desain penelitian ini adalah potong lintang dengan pendekaan deskriptif kuantitatif dan teknik PLS-SEM. Pengambilan sampel melalui non-probability sampling pada pekerja waktu tidak tertentu (PWTT) dan Mitra Kerja. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sudah mempunyai pengetahuan yang baik mengenai COVID-19. Norma subyektif, sikap, niat, perilaku adaptasi, perilaku nyata dan persepsi perilaku kepatuan responden sudah bagu, sementara persepsi kontrol perilaku, persepsi kerentanan, persepsi bahaya/ancaman/keparahan adalah cukup. Tidak ada capaian responden yang menunjukan negatif atau tidak baik. Analisis multivariat melalui PLS-SEM menunjukan pengetahuan berpengaruh langsung terhadap persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/ancaman/keparahan. Niat sebagai prediktor utama dalam berperilaku dipengaruhi langsung oleh norma subyektif, persepsi bahaya/ancaman/keparahan, dan sikap. Niat berpengaruh langsung terhadap perilaku adaptif dan perilaku nyata pekerja sebagai gambaran kepatuhan terhadap setiap protokol kesehatan pencegahan COVID-19 di tempat kerja. Perilaku adaptif dan perilaku nyata kemudian berpengaruh langsung terhadap bagaimana pekerja mempersepsikan perilaku kepatuhan rekan kerjanya. Perusahaan disarankan untuk mempertahankan dan meningkatkan komunikasi, infomasi dan edukasi (KIE) pencegahan COVID-19, melakukan kampanye hidup sehat (healthy lifestyle), mengajak para pengawas pekerja dan manajemen menjadi role model, dan melibatkan pekerja serta serikat pekerja dalam pengawasan berkesinambungan pelaksanakan protokol kesehatan.