Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan faktor pekerjaan yang paling berpengaruh serta mengetahui prevalensi kasus gangguan otot rangka di kedua sektor. Variabel yang digunakan adalah faktor pekerjaan serta kejadian gangguan otot rangka di kedua sektor tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisa 29 literatur penelitian yang telah diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa rentang prevalensi kasus gangguan otot rangka di manufaktur lebih luas, yaitu 15,1% - 100% dibandingkan sektor perkantoran yaitu 25,3% - 95,3%. Di kedua sektor, melaporkan bahwa bagian tubuh pinggang, leher dan bahu sama-sama menjadi kasus gangguan otot rangka yang paling sering terjadi. Dua di antara tiga faktor risiko yang paling sering berhubungan dengan gangguan otot rangka ditemui sama, yaitu durasi dan postur.