Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran kasus hipertensi berdasarkan faktor resiko faktor sosial,faktor fasilitas pelayanan kesehatan, serta faktor pola hidup. Pendekatan spasial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya interaksi spasial antara faktor-faktor resiko hipertensi dengan kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan variable program skrining memiliki pola sebaran yang menyebar dengan interaksi spasial yang bersifat negative dan terdapat interaksi spasial antara variable program skrining terhadap kasus hipertensi. Sedangkan variable jumlah puskesmas, jumlah dokter, jumlah ahli gizi, pendidikan rendah, konsumsi alcohol, merokok, obesitas, kurang aktivitas fisik, dan kurang serat memiliki pola sebaran yang mengelompok dan interaksi spasial yang bersifat positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada interaksi spasial antara variable-variabel tersebut terhadap kasus hipertensi. Peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (POSBINDU PTM) oleh puskesmas setempat yang menjadi garda terdepan dalam kegiatan preventif dan promotif diharapkan dapat menjadi kunci keberhasilam pengendalian kasus hipertensi di wilayah DKI Jakarta.