Abstrak
Latar Belakang: Indonesia memasuki penuaan penduduk yang ditunjukkan dengan jumlah penduduk lansia yang telah mencapai lebih dari 7% dari jumlah penduduk. Peningkatan jumlah lansia menimbulkan masalah yang kompleks terutama kesehatan, semakin bertambahnya usia individu maka kondisi fisiknya semakin menurun sehingga rentan terhadap penyakit. Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan rawat jalan pada lansia di Nusa Tenggara Barat dan Yogyakarta, Indonesia. Metode: Studi cross sectional menggunakan data Susenas tahun 2020. Sampel lansia yang berusia ≥ 60 tahun, memiliki keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir yang dimasukkan dalam analisis. Analisis menggunakan regresi logistik untuk menentukan faktor-faktor yang terkait dengan penggunaan layanan rawat jalan. Hasil: Sebesar 52,4% lansia yang memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan di NTB dan 63,5% lansia yang memanfaatkan pelayanan rawat jalan di DIY. Setelah dilakukan kontrol terhadap variabel lain, di NTB menunjukkan lansia yang hidup dengan pasangan (OR1,3: CI 95%: 1,05-1,73), lansia yang memiliki jaminan kesehatan (OR = 1,6: CI 95%: 1,22-2,08), dan lansia yang tidak merokok (OR = 1,4: CI 95%: 1,07-1,82), cenderung memiliki peluang yang lebih tinggi dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan. Di Yogyakarta menunjukkan lansia yang memiliki jaminan kesehatan (OR = 1,93: CI 95%: 1,29-2,92 ) dan lansia yang tidak merokok (OR = 1,88: CI 95% : 1,33-2,64), cenderung berpeluang lebih tinggi untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan rawat jalan. Kesimpulan: Perlu upaya lebih untuk memperluas cakupan jaminan kesehatan bagi lansia, terutama bagi mereka yang berstatus ekonomi rendah. Pemerintah diharapkan memperbanyak layanan dasar yang ramah lansia, monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan lansia dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung lansia untuk mencapai penuaan sehat dan menua aktif.