Abstrak
Penelitian kematangan budaya keselamatan di layanan kesehatan sangat
jarang dilakukan, hanya berfokus pasien dan menggunakan instrumen MaPSaF.
Tujuan penelitian untuk mengembangkan instrumen pengukuran kematangan
budaya keselamatan secara komprehensif meliputi mutu, keselamatan pasien,
keselamatan dan kesehatan pekerja dengan 5 (lima) tingkat yaitu patologi, reaktif,
birokratif, proaktif, generatif. Instrumen DUTA-RS mengandung 1118 EP dari
SNARS edisi 1. Desain penelitian cross-sectional dengan data sekunder akreditasi
RS dari KARS (2018-2019) dan data primer sebagai post hoc evaluation untuk
validasi data sekunder, berupa kuesioner, focus Group Discussion dan wawancara
mendalam. Analisis data menggunakan deskriptif, mean, safety culture maturity
level (SCML), Confirmatory Factor Analysis dan Stuctural Equation Modeling.
Hasil penelitian menunjukkan kematangan budaya keselamatan pada tingkat
proaktif (58%), kelulusan paripurna menunjukkan tingkat proaktif (50,8%) dan
generatif (48,7%). Model DUTA-RS memenuhi goodness of fit dengan variabel

konstruk valid dan reliabel. Variabel yang berpengaruh adalah situasional (p-
value=0,016, koefisien standar=0,596) dan perilaku keselamatan (p-value=0,030,

koefisien standar=0,521). Indikator terkuat adalah kepemimpinan (faktor
loading=0,87), manajemen risiko (faktor loading=0,87), kepatuhan (faktor
loading=0,85). Variabel iklim keselamatan tidak berpengaruh terhadap kematangan
budaya keselamatan (p-value=0,635). Indikator terlemah iklim keselamatan adalah
pembelajaran (faktor loading=0,62), komunikasi (faktor loading=0,65). Pada data
primer dan sekunder menunjukkan kesamaan nilai rata-rata iklim keselamatan
dalam kategori baik dan hasil SCML pada level 4 (proaktif). Website DUTA-RS
memunculkan tingkat kematangan budaya keselamatan, nilai rata-rata indikator,
indikator terlemah setiap variabel, saran perbaikan. Website DUTA-RS dapat
dibridging dengan SIKARS untuk benchmarking dalam skala nasional. Penelitian
selanjutnya untuk pengembangan website DUTA-RS.