Abstrak
Penelitian ini merupakan studi kasus di salah satu rumah sakit swasta tipe C di Kabupaten
Bogor yang bertujuan untuk melakukan evaluasi efektivitas alur pelayanan sectio
caesarea (SC) emergency pada tahun 2021 (masa pandemi COVID-19) dari sisi input,
proses, dan outcome. Alur pelayanan sectio caesarea (SC) emergency yang ada
disesuaikan dengan referensi Pemerintah dan Profesi (POGI), yakni adanya skrining
COVID-19 dengan melakukan pemeriksaan swab-RDT Antigen dan rontgen thorax, serta
konsultasi kepada Spesialis Paru atau Penyakit Dalam. Penelitian ini dilakukan dengan
mix-method, secara kuantitatif dengan metode potong lintang dari berkas rekam medis
dan dilanjutkan dengan kualitatif dari para informan kunci dan informan tambahan.
Penelitian dilakukan pada 379 sampel pasien yang melakukan persalinan secara sectio
caesarea (SC) emergency periode Januari-Desember 2021. Karakteristik pasien
didapatkan 75,5% adalah usia 20-35 tahun dengan rata-rata 29,32 tahun; 58,8% adalah
multipara dengan rata-rata paritas 1,96; dan 92,3% usia kehamilan 37-42 minggu dengan
rata-rata 38,50 minggu. Diagnosis pasien didapatkan 77% kategori 2 dan 95,5% status
non COVID-19. Diagnosis kategori 1 sebanyak 11,8% adalah fetal distress dan diagnosis
kategori 2 sebanyak 27,7% adalah ketuban pecah dini (KPD), dengan response time
kategori 1 <30 menit hanya 1,1% dan response time kategori 2 dalam 30-75 menit
sebanyak 33,2%. Kemudian rata-rata waktu informed consent didapatkan 3,71 menit;
waktu konsul Spesialis Paru/Penyakit Dalam didapatkan 4,06 menit; waktu konsul
Spesialis Anestesi didapatkan 3,77 menit; proses transfer pasien didapatkan 6,01 menit;
waktu spinal anestesi didapatkan 5,08 menit; waktu mulai operasi sampai bayi lahir
didapatkan 20, 37 menit, dengan rata-rata pasien per-bulan adalah 31,58 dan waktu
tanggap sectio caesarea (SC) emergency selama 111,87 menit. Pada analisis bivariat
didapatkan adanya korelasi yang bermakna antara rerata jumlah pasien terhadap waktu
tanggap sectio caesarea (SC) emergency (p-value=0,019), dan tidak ada hubungan
bermakna antara diagnosis kategori 1 dan kategori 2 (p-value=0,767) serta status COVID19
dan
Non
COVID-19
(p-value=0,071)
terhadap
waktu
tanggap
sectio
caesarea
(SC)

emergency;
namun
status
COVID-19
terhadap
waktu
tanggap
SC
emergency
memiliki

hubungan

bermakna dari sisi substansi. Pada kualitatif, didapatkan bahwa seluruh
informan sudah mengetahui dan memahami alur pelayanan SC emergency selama
pandemi ini, faktor pendukung yang ada adalah kekompakan dan kerjasama tim,
dukungan manajemen rumah sakit untuk mengutamakan safety tenaga kesehatan
ditunjang oleh sarana prasarana dan sumber daya manusia (SDM) yang sesuai, serta
faktor penghambat yang ada adalah proses skrining/penapisan COVID-19 (hasil
pemeriksaan penunjang), letak kamar operasi di lantai 2 dan tidak ada lift khusus transfer
pasien, serta kekosongan alat pelindung diri (APD) dan linen operasi. Kesimpulannya,
penilaian efektivitas alur pelayanan SC emergency tahun 2021 dengan pendekatan goal
approach belum efektif, dilihat dari outcome yaitu rata-rata waktu tanggap SC emergency
yang belum mencapai target indikator mutu (≤30 menit)