Abstrak
Emotional eating merupakan perilaku makan berlebih sebagai mekanisme koping terhadap emosi negatif yang dirasakan. Emotional eating mulai muncul sejak fase remaja. Emotional eating dapat menyebabkan obesitas, eating disorder, dan penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres, citra tubuh, pengaruh teman sebaya, pola asuh orang tua, penggunaan media sosial, jenis kelamin, kualitas tidur, dan regulasi emosi dengan perilaku emotional eating pada remaja di SMA Sejahtera 1 Kota Depok tahun 2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret 2022 dengan cara menyebarkan kuesioner online. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan didapatkan 174 responden yang merupakan siswa/i kelas X dan XI SMA Sejahtera 1 Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,3% responden melakukan emotional eating. Terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan emotional eating (p-value=0,026) dan terdapat perbedaan rata-rata skor pengaruh teman sebaya yang signifikan pada kelompok dengan dan tanpa emotional eating (p-value=0,025). Stres berat berisiko 6,476 kali lebih besar untuk melakukan emotional eating. Peneliti menyarankan agar Dinas Kesehatan dan pihak sekolah dapat memberikan edukasi cara koping stres yang baik. Orang tua dapat lebih memperhatikan kesehatan mental remaja dan memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya.
Emotional eating is an overeating behavior as a coping mechanism for negative emotions that emerges in adolescents. Emotional eating cause obesity, eating disorders, and non-communicable diseases. This study aims to determine the relationship between stress, body image, peer influence, parental rearing styles, social media use, sex, sleep quality, and emotion regulation with emotional eating behavior among adolescents at SMA Sejahtera 1 Depok in 2022. Data for this cross-sectional quantitative study were collected in March 2022 by distributing online questionnaires. The samples were grade X and XI students from SMA Sejahtera 1 who were chosen by using purposive sampling techniques (n=174). The result of this study showed that there are about 52,3% of respondents who has an emotional eating tendency. There is a significant relationship between stress and emotional eating (p-value=0,026) and there is a significant difference in the mean of peer influence score in the group with and without emotional eating (p-value=0,025). Severe stress increases the risk of emotional eating by 6.476 times more than moderate and mild stress. Teachers and the Department of Health can teach adolescents how to effectively control their stress. Parents can utilize effective parental rearing styles and pay closer attention to their children's mental health.