Abstrak
Kejadian depresi pada pasien HIV di Indonesia mencapai 60% dari total kasus. Depresi adalah masalah psikososial terbesar pada pasien HIV akibat multi stressor yang membuat pasien tidak dapat mempertahankan pengobatan ARV. Pasien HIV yang depresi akan mengalami penurunan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi dengan kualitas hidup pasien HIV yang menjalani terapi ARV di puskesmas layanan PDP Kota Bukittinggi tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi crosssectional yang dilaksanakan pada bulan Maret s/d Mei 2023 dengan besar sampel sebesar 76 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang depresi berisiko 4,06 kali (95% CI 1,06 – 15,40) memiliki persepsi kualitas hidup buruk setelah dikontrol variabel umur, status pernikahan, transmisi HIV dan lama terapi ARV.

The prevalence of depression in HIV patients are 60% of total cases. Depression is the biggest psychosocial problem in HIV patients due to multiple stressor that makes patients unable to maintain ARV therapy. HIV patients who are depressed will decrease in quality of life. Study aims to determine relationship between depression and quality of life of HIV patients with ARV therapy at public health centre of CST in Bukittinggi at 2023. This study used crosssectional study design that conducted from March to May 2023 with sample size of 76 people. The result of this study showed that depression in HIV patients give a risk about 4,06 (95% CI 1,06 – 15,40) having a poor of quality of life after controlling of age, marital status, HIV transmission and duration of ARV therapy.