Abstrak
Hepatitis C merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis C (HCV). Sejak ditemukan tahun 1989, HCV telah menjadi salah satu penyebab utama penyakit hati kronik di Indonesia. Prevalensi hepatitis C di Indonesia terlihat mengalami fluktuasi dari 2,1% di tahun 2007 menjadi 2,5% di tahun 2013 dan turun ke 1,0% di tahun 2014. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit hepatitis C di poli perawatan, dukungan dan pengobatan (PDP) RSUD Tebet Jakarta tahun 2017-2022. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan besar sampel sebanyak 718 responden (usia di atas 15 tahun) yang diambil dari catatan rekam medis pasien di poli PDP RSUD Tebet. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, pengguna narkotika suntik, transfusi darah, kontak seksual, riwayat HIV dan hepatitis B. Berdasarkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik didapatkan variabel yang berasosiasi dengan peningkatan prevalensi hepatitis C antara lain usia >=60 tahun (prevalence odd ratio (POR) 2,42; 95% confidence interval (CI): 1,19-4,96), berstatus menikah (POR 4,74; 95% CI: 2,70-8,33), memiliki riwayat HIV (POR 1,94; 95% CI: 1,13-3,33), pengguna narkotika suntik (POR 28,16; 95% CI: 15,87-49,96) dan memiliki riwayat transfusi darah sebelumnya (POR 10,60; 95% CI: 4,54-24,75). Variabel yang berasosiasi dengan penurunan risiko hepatitis C adalah pendidikan rendah (POR 0,51; 95% CI: 0,26-0,99) dan tempat tinggal di DKI (POR 0,20; 95% CI: 0,12-0,33).
Hepatitis C is an inflammatory disease of the liver caused by infection with the hepatitis C virus (HCV). Since its discovery in 1989, HCV has become one of the main causes of chronic liver disease in Indonesia. The prevalence of hepatitis C in Indonesia seems to have fluctuated from 2.1% in 2007 to 2.5% in 2013 and fell to 1.0% in 2014. The study aims to determine the risk factors associated with hepatitis C in polyclinics care, support and treatment polyclinic (PDP) Tebet Jakarta Hospital in 2017-2022. This study used a cross-sectional design with a total sample of 718 respondents (aged over 15 years) taken from the patient's medical records at the PDP polyclinic at Tebet Hospital. The variables examined in this study included age, gender, marital status, education, occupation, place of residence, injecting drug users, blood transfusions, sexual contact, history of HIV and hepatitis B. Based on multivariate analysis with logistic regression test, it was found that variables were associated with an increased prevalence of hepatitis C, included age >= 60 years (prevalence odds ratio (POR) 2.42; 95% confidence interval (CI): 1.19-4.96), married status (POR 4.74; 95% CI: 2.70-8.33), has a history of HIV (POR 1.94; 95% CI: 1.13-3.33), injecting drug users (POR 28.16; 95% CI: 15.87-49.96) and having a history of previous blood transfusions (POR 10.60; 95% CI: 4.54-24.75). Variables associated with a reduced risk of hepatitis C were low education (POR 0.51; 95% CI: 0.26-0.99) and residence in DKI (POR 0.20; 95% CI: 0.12-0.33).