Abstrak
Skrining secara dini dalam mendeteksi kanker serviks dalam meningkatkan perilaku sehat pada masyarakat, mengurangi faktor risiko kesehatan masyarakat, mendiagnosis dan mengobati kasus agar terjadi penurunan angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat penyakit kanker leher rahim atau serviks, Kementerian Kesehatan RI mengembangkan program pencegahan kanker serviks dengan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA tes). Pada tahun 2022 capaian pemeriksaan IVA test Puskesmas Tajur sebanyak 1550 WUS, Target sasaran selama 5 tahun Wanita Usia Subur (WUS) yang dilakukan pemeriksaan IVA yaitu 5704 WUS, sedangkan capaian Puskesmas Tajur dari tahun 2020-2022 adalah 4275 WUS yang sudah melakukan IVA. Capaian deteksi dini dengan IVA dilihat secara kumulatif setiap tahunnya, banyaknya tantangan dalam mencapai target IVA sehingga perlunya manajemen pelayanan untuk mencapai hasil yang diinginkan, dari unsur sistem dinilai input - proses – output. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA Test) di Puskesmas Tajur tahun 2022. Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif observasional dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Penelitian ini terdiri dari 2 Informan Utama, dan 8 Informan Triangulasi. Hasil pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA Puskesmas Tajur masih belum maksimal. Unsur sistem Input, sumber daya pemeriksaan IVA dilakukan dengan bidan dan dokter belum pernah melakukan pemeriksaan IVA karena belum melakukan pelatihan IVA, kurangnya dana dalam pemeriksaan IVA, sarana dan prasarana IVA juga mengalami kendala dikarenakan kurangnya dana dalam pembelian alat untuk pemeriksaan IVA, sistem pelayanan puskesmas masih belum melakukan pelayanan IVA di luar gedung puskesmas sistem pelayanan dilakukan didalam gedung puskesmas, dan untuk unsur proses pada advokasi belum ada dukungan dari Kepala Kelurahan dan Kepala Kecamatan, Sosialisasi masih belum dilakukan setiap hari dan belum meratanya melakukan sosialisasi di wilayah Puskesmas Tajur, untuk proses Pra IVA, tindakan IVA dan Pasca IVA tidak masalah dalam pelaksanaan IVA. Unsur Output yaitu input, proses dan output didapatkan cakupan pemeriksaan IVA bertambah setiap tahunnya 1-3%. Saran meningkatkan perannya dalam pelaksanaan program deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan IVA.


Early screening in detecting cervical cancer in increasing healthy behavior in the community, reducing public health risk factors, diagnosing and treating cases so that there is a reduction in morbidity, disability and death from cervical or cervical cancer, the Indonesian Ministry of Health developed a cervical cancer prevention program by Acetic Acid Visual Inspection (IVA test). In 2022 the results of the IVA test at the Tajur Health Center were 1550 WUS. The target for 5 years for Women of Reproductive Age (WUS) for IVA examinations was 5704 WUS, while the achievements of the Tajur Health Center from 2020-2022 were 4275 WUS who had already done IVA. The achievement of early detection with IVA is seen cumulatively every year, there are many challenges in achieving the IVA target so that service management is needed to achieve the desired results, from system elements assessed input - process - output. The purpose of this study was to determine the evaluation of the implementation of the cervical cancer early detection program using the visual acetic acid inspection method (IVA Test) at the Tajur Health Center in 2022. This research method uses a descriptive observational study with a qualitative approach. Data collection techniques using in-depth interviews, observation and document review. This study consisted of 2 main informants and 8 triangulation informants. The results of the implementation of the cervical cancer early detection program using the IVA method at the Tajur Health Center are still not optimal. Elements of the Input system, IVA examination resources carried out by midwives and doctors have never conducted VIA examinations because they have not conducted IVA training, lack of funds in VIA examinations, IVA facilities and infrastructure also experience problems due to lack of funds in purchasing equipment for IVA examinations, health center service system still not doing IVA services outside the puskesmas building the service system is carried out inside the puskesmas building, and for process elements in advocacy there is no support from the Kelurahan Head and the Kecamatan Head, Outreach is still not carried out every day and the socialization is not evenly distributed in the Tajur Puskesmas area, for the process Pre IVA, IVA actions and Post IVA are not a problem in implementing IVA. The output elements, namely input, process and output, show that IVA examination coverage increases 1-3% every year. Suggestions to increase its role in implementing cervical cancer early detection programs with IVA examinations.