Abstrak
Hipertensi menjadi masalah kesehatan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan prevalensi. Komplikasi akibat hipertensi meningkatkan angka kecacatan, kesakitan, kematian dan menjadi beban yang masih sulit diatasi di Indonesia. Di Indonesia, prevalensi hipertensi untuk usia 18 tahun mencapai 34,1%, di DKI Jakarta mencapai angka 33,43%. Berdasarkan data dinas kesehatan Provinsi DKI tahun 2021, Jakarta Selatan merupakan daerah penderita hipertensi terbanyak kedua di DKI Jakarta (216.137) dan di tahun 2022 (197.744). Kecamatan tertinggi prevalensi hipertensi tahun 2021 di Jakarta Selatan adalah Pasar Minggu. RS Angkatan Laut Marinir Cilandak Pasar Minggu tahun 2020 melaporkan data kunjungan pasien hipertensi sebesar 4187, tahun 2021 sebesar 4221, tahun 2022 sebesar 3875 sejalan dengan data provinsi DKI yang mengambarkan tingginya penderita hipertensi di kota Jakarta Selatan. Tingginya prevalensi menunjukkan masih kurang baiknya pengendalian tekanan darah. Menurut Riskesdas 2018 penderita hipertensi tidak minum obat disebabkan merasa sehat (59,8%). Banyak penderita hipertensi yang tidak menyadari mengalami hipertensi dan tidak mendapatkan pengobatan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan upaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk identifikasi determinan yang berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah melalui konstruk Health Belief Model di Rumah Sakit Angkatan Laut Marinir Cilandak. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner melalui wawancara pada pasien penderita hipertensi sebanyak 125 responden. Hasil Penelitian menunjukan sebanyak 76,0% responden dengan kepatuhan baik dan 24,0% responden memiliki tingkat kepatuhan yang kurang. Hasil analisis Multivariat, terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan (aOR: 10,22), pekerjaan (aOR:0,16), pengetahuan (aOR:4,41), dan keterpaparan informasi (aOR:0,22) dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Variabel pendidikan adalah yang paling dominan berhubungan dengan kepatuhan penderita hipertensi dalam melakukan pengendalian tekanan darah. Dalam Health Belief Model, pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah. Peningkatan pendidikan kesehatan dapat menjadi intervensi yang baik pada perubahan perilaku kepatuhan penderita hipertensi dalam pengendalian tekanan darah di RS Angkatan Laut Marinir Cilandak.
Hypertension is a health problem that has an increasing prevalence every year. Complications due to hypertension increase the rate of disability, morbidity and mortality and are a burden that is still difficult to overcome in Indonesia. In Indonesia, the prevalence of hypertension for those aged 18 years reached 34.1%, in DKI Jakarta it reached 33.43%. Based on data from the DKI Provincial Health Office for 2021, South Jakarta is the area with the second most hypertension sufferers in DKI Jakarta (216,137) and in 2022 (197,744). The district with the highest prevalence of hypertension in 2021 in South Jakarta is Pasar Minggu. Cilandak Pasar Minggu Marine Naval Hospital in 2020 reported data on visits of hypertensive patients of 4187, in 2021 it was 4221, in 2022 it was 3875 which is in line with DKI provincial data which illustrates the high prevalence of hypertension in the city of South Jakarta. The high prevalence indicates that blood pressure is not well controlled. According to Riskesdas 2018, people with hypertension do not take medication because they feel healthy (59.8%). Many people with hypertension are not aware that they have hypertension and do not get treatment. This shows that perception influences a person's behavior in making health efforts. This study aims to identify the determinants associated with compliance with hypertension in controlling blood pressure through the Health Belief Model construct at the Cilandak Marine Naval Hospital. Data collection was carried out by filling out questionnaires through interviews with 125 respondents with hypertension. The results of the study showed that 76.0% of respondents had good compliance and 24.0% of respondents had poor compliance. The results of the multivariate analysis showed that there was a significant relationship between the variables of education (aOR: 10,22), work (aOR:0,16), knowledge (aOR:4,41), and information exposure (aOR:0,22) with compliance hypertension patient in blood pressure control. The education variable is the most dominantly related to compliance with hypertension in controlling blood pressure. In the Health Belief Model, good knowledge can improve compliance with hypertension in controlling blood pressure. Improving health education can be a good intervention in changing compliance behavior of hypertension sufferers in controlling blood pressure at the Cilandak Marine Naval Hospital.