Abstrak
Kecelakaan dan penyakit akibat kerja di Indonesia masih relatif tinggi meskipun Bulan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) selalu diperingati setiap tahunnya sebagai manifestasi implementasi budaya K3 di tempat kerja. Budaya K3 merupakan suatu variabel yang dapat dinilai (assessment). Beberapa metode penilaian budaya K3 untuk berbagai sektor industri sudah pernah dibuat oleh beberapa lembaga dari luar negara Indonesia. Namun, keterbatasan akses untuk memahami dan menggunakan metode-metode tersebut secara efektif masih menjadi tantangan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran berupa komparasi dan analisis terkait lima metode penilaian budaya K3 yang dipilih. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder berupa lima metode penilaian budaya K3 yang akan diteliti menggunakan metode kualitatif berupa studi literatur naratif dengan menganalisis masing-masing dari kelima metode penilaian budaya K3 yang dipilih berdasarkan teori. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa kesamaan dan perbadaan dalam aspek kompleksitas, variabel yang dinilai, dan cara penilaian dari kelima metode penilaian budaya K3. Sementara itu, berdasarkan teori yang dijadikan dasar penelitian ini, masing-masing metode penilaian secara umum mencakup aspek-aspek yang disyaratkan dalam teori segitiga organisasi. Harapannya pembaca dapat terbantu dalam menentukan metode penilaian budaya K3 yang tepat dengan mengacu pada hasil analisis yang disuguhkan oleh penelitian ini.
Work-related accidents and diseases in Indonesia are still relatively high even though the Occupational Health and Safety Month is always celebrated every year as a manifestation of the implementation of the Occupational Health and Safety culture in the workplace. Occupational Health and Safety culture is a variable that can be assessed. A number of Occupational Health and Safety Culture assessment methods for specific industrial sectors have been developed by several institutions from across the world except Indonesia. Speaking of which, as an Indonesian, we are still struggling to use and understand these methods effectively due to limited access. The aim of this study is to provide an overview of comparison and analysis regarding the five selected Occupational Health and Safety Culture assessment methods. The data used in this study is secondary data of the five selected Occupational Health and Safety assessment methods. The method used is qualitative method in the form of a narrative literature study by analyzing Occupational Health and Safety Culture assessment methods based on theory. The results of this study indicate that there are some similarities and also differences in the aspect of complexity, variables used, and the ‘how to use’ of the assessment methods. Meanwhile, based on the theory used as the basis of this research, each assessment method generally covers the overall aspects described in the organizational triangle theory. It is hoped that the reader can be assisted in determining the appropriate Occupational Health and Safety Culture assessment method by referring to the results of the analysis presented in this study.