Abstrak
Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan yang cukup serius dimana Indonesia merupakan negara kedua dengan beban tuberkulosis tertinggi. Strategi penanggulangan penyakit tuberkulosis dapat dilakukan dengan memperkuat sistem manajemen pengelolaan obat tuberkulosis. Pengelolaan logistik yang baik dapat menjamin ketersediaan logistik yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran implementasi sistem manajemen logistik program penanggulangan tuberkulosis di Kota Depok. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengambilan data wawancara mendalam, observasi, FGD, dan telaah dokumen. Validasi data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi kekosongan logistik yaitu pada OAT kategori anak dan pot dahak akibat tidak tersedianya stok di tingkat provinsi. Selain itu, terjadi kelebihan stok pada cartridge TCM akibat keterlambatan distribusi dari provinsi berada di waktu yang berdekatan dengan pengadaan UPTD Farmasi Kota Depok. Proses pengelolaan logistik telah dilakukan sesuai panduan. Namun, kondisi ruang penyimpanan belum sepenuhnya baik di tingkat fasilitas pelayanan kesehatan dan penggunaan SITB belum maksimal. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu dengan melakukan upgrade pada sistem informasi, menguatkan monitoring dan evaluasi ketersediaan logistik, melakukan observasi pada ruang penyimpanan obat secara berkala, memperbaiki kondisi ruang penyimpanan obat, dan melakukan penguatan jaringan internet.
Tuberculosis is still become a serious health problem, where Indonesia is the second country with the highest burden of tuberculosis. Tuberculosis control strategies can be implemented by strengthening the management of tuberculosis drugs. Therefore, the purpose of this study is to discover ther overview of the implementation logistics management of the tuberculosis control program in Depok City. This research was conducted using a qualitative approach with in-depth interviews, observation, focus group discussion, and document review as the data collection methods. Validation of the data used is triangulation of sources and triangulation of methods. The results in this study indicate that there was a logistical stock out in tuberculosis drugs for children and sputum pots due to unavailability of stock at the provincial level. In addition, there was excess stock in the TCM cartridge due to delays in distribution from the province and the procurement of the Depok City Regional Pharmacy Technical Implementation Unit at the adjacent time. The logistics management process has been carried out in accordance with the guidelines. However, the condition of storage space at the level of health service facilities and the use of information systems are not entirely ideal. Suggestions that researchers can give are upgrading the information system, strengthening monitoring and evaluation of logistics availability, making periodic observations of drug storage rooms, improving drug storage room conditions, and strengthening the internet network.