Abstrak
Latar Belakang: Mayoritas kandidiasis invasif pada pasien sakit kritis berkembang setelah masuk ke unit perawatan intensif. Penyebab paling umum dari penyakit jamur invasif adalah Candida yang merupakan organisme komensal dalam tubuh manusia tetapi dapat berubah menjadi patogen. Infeksi kandida diawali dengan peningkatan kolonisasi, perubahan bentuk dan produksi enzim yang merusak mukosa inang sehingga kandida dapat masuk ke jaringan tubuh atau pembuluh darah. Metode: Penelitian ini adalah studi observasional prospektif pasien sakit kritis yang dirawat di ruang intensif. Pengambilan sampel berupa darah, swab ketiak dan swab dubur diambil pada hari pertama, kelima, dan kesembilan. Data rekam medis dan biaya medis langsung dikumpulkan dari hari pertama penelitian hingga akhir penelitian. Analisis data menggunakan STATA. Hasil: Sebanyak 142 subjek direkrut dan 115 subjek dianalisis dalam penelitian ini. Analisis multivariat mengidentifikasi usia > 60 tahun, nutrisi parenteral >= 7 hari, CVC >= 10 hari, kortikosteroid, PCT hari ke-5, perubahan morfologi axilla dan swab rektal, dan perubahan morfologi dan peningkatan koloni Candida swab rektal hari ke-9 sebagai faktor risiko independen kandidiasis invasif. Faktor risiko ini dapat digunakan sebagai variabel sistem skoring berdasarkan RS tipe A dengan atau tanpa pemeriksaan mikologi dan RS tipe C. Pemberian obat antijamur lebih cost effective dibandingkan dengan tidak diberikan obat antijamur. Kesimpulan: Faktor risiko dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kandidiasis invasif, serta penggunaan sistem skoring dapat membantu dalam skrining diagnosis dan pemberian obat antijamur lebih cost effective.
Background: The majority of invasive candidiasis in critically ill patients develops after admission to the intensive care unit. The most common cause of invasive fungal disease is Candida which is a commensal organism in the human body but can transform into a pathogen. Candida infection begins with increased colonization, changes in shape and production of enzymes that damage mucosa then candida can enter body tissues or blood vessels. Methods: This study is a prospective observational study of critically ill patients who admitted to the intensive care unit. Blood samples, armpit swabs and rectal swabs were taken on the first, fifth and ninth days. Medical record data and direct medical costs were collected from the first day of the study to the end of the study. Data analysis using STATA. Results: A total of 142 subjects were recruited and 115 subjects were analyzed in this study. Multivariate analysis identified age > 60 years, parenteral nutrition >= 7 days, CVC >= 10 days, corticosteroids, PCT day 5, changes in axillary and rectal swab morphology, and morphological changes and increased Candida colonies on day 9 rectal swabs as risk factors independent of invasive candidiasis. This risk factor can be used as a scoring system variable based on type A hospital with or without mycological examination and type C hospital. Giving antifungal drugs is more cost effective than not giving antifungal drugs. Conclusion: Risk factors can be used to prevent invasive candidiasis from occurring, and the use of a scoring system can assist in screening diagnoses and administering more cost-effective antifungal drugs.