Abstrak
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan gizi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil asupan energinya belum mencukupi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kecukupan energi ibu hamil di kelurahan terpilih di Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan data sekunder dan analisis data menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Terdapat 225 orang ibu hamil dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil di kelurahan terpilih di Kecamatan Sawangan mengalami ketidakcukupan energi (63,1%). Asupan energi dan zat gizi makro dari makanan (p-value 0,000), konsumsi minuman khusus ibu hamil (p-value 0,026), pengetahuan ibu (p-value 0,006), frekuensi makan (p-value 0,001), dan keragaman makan (p-value 0,019) merupakan faktor yang berhubungan dengan kecukupan energi ibu hamil. Faktor dominan yang berhubungan dengan kecukupan energi ibu hamil adalah konsumsi minuman khusus ibu hamil. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi minuman khusus ibu hamil berisiko 9,086 kali lebih tinggi untuk mengalami ketidakcukupan energi dibandingkan dengan ibu yang tidak mengonsumsi setelah dikontrol oleh variabel asupan energi dan zat gizi makro, pengetahuan ibu, frekuensi makan, dan keragaman makan. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi berupa pemberian edukasi untuk mengonsumsi makanan secara teratur dan menerapkan gizi seimbang dalam kebiasaan makan.
During pregnancy, energy and nutrient requirements increase. Several studies have shown that pregnant women have inadequate energy intake. This study aims to determine factors with energy adequacy of pregnant women at selected village in Sawangan Sub District, Depok City. This quantitative research with cross-sectional study design used secondary data, and data analysis was conducted using Chi-square test and multiple logistic regression. There were 225 pregnant women in this study. The results of this study showed that the majority of pregnant women in selected villages in Sawangan Subdistrict experienced energy deficiency (63.1%). Energy and macronutrient intake from meal (p-value 0,000), consumption of commercial milk formula-pregnant (p-value 0.026), maternal knowledge (p-value 0.006), meal frequency (p-value 0.001) and dietary diversity (p-value 0.019) were factors associated with energy adequacy of pregnant women. The dominant factor associated with energy adequacy in pregnant women is consumption of commercial milk formula-pregnant. Pregnant women who did not consume commercial milk formula-pregnant had a 9.086 times higher risk of energy inadequacy compared to those who did, after controlled by energy and macronutrient intake from meal, maternal knowledge, meal frequency, and dietary diversity. For this reason, pregnant women need education about eating regularly and the importance of a balanced diet.