Abstrak
Indonesia berada pada posisi kedua dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia setelah India lalu diikuti Cina di posisi ketiga, dengan kasus TBC di Indonesia 969.000 kasus dan 144.000 kasus kematian akibat TBC. Salah satu faktor yang juga berpengaruh pada TBC Paru adalah pekerjaan. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang tidak hanya terjadi di komunitas atau populasi umum. Tetapi juga terjadi pada lingkungan pekerjaan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang faktor perilaku, faktor lingkungan dan faktor pekerjaan terhadap kejadian tuberkulosis pada tenaga laboratorium X. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Fokus penelitian berisi pokok bahasan tentang faktor risiko kejadian tuberkulosis pada tenaga laboratorium X. Faktor perilaku yang menjadi gambaran kejadian tuberkulosis pada tenaga laboratorium di Laboratorium X terjadi kemungkinan disebabkan kurang menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan kurangnya kepatuhan dalam menggunakan APD, faktor lingkungan disebabkan karena tempat tinggal yang kurang sehat akibat kurangnya ventilasi dan cahaya matahari yang masuk ke dalam tempat tinggal dan faktor pekerjaan karena belum ada Standard Operational Procedure untuk penanganan bakteri MTB, manajemen risiko yang kurang baik serta belum adanya kebijakan dari manajemen terhadap penyakit akibat kerja dan penyakit menular di tempat kerja.
Indonesia has a total of 969,000 tuberculosis (TBC) infections and 144,000 TBC-related deaths, making it the second country with the largest number of TBC cases globally, after India. Work is an important factor that affects pulmonary tuberculosis. Tuberculosis is a contagious illness which can affect not just the general public, but also other communities. However, it also occurs within the professional setting. The objective of this study is to gain a comprehensive understanding of the behavioural, environmental, and occupational factors that influence the occurrence of tuberculosis among the employees at Laboratory X. This study uses a qualitative research approach. The research focus contains the topic of discussion of risk factors for the incidence of tuberculosis in laboratory staff X. The incidence of tuberculosis among laboratory staff at Laboratory X can be attributed to several behavioural, environmental, and occupational factors. Behavioural factors include the inadequate implementation of clean and healthy living practices, known as Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), as well as a lack of compliance in using personal protective equipment (PPE). Environmental factors are caused by unhealthy living conditions, characterised by poor ventilation and limited exposure to sunlight. Occupational factors stem from the absence of a standard operational procedure for handling MTB bacteria, inadequate risk management practices, and a lack of management policies addressing occupational and infectious diseases in the workplace.